Acheh - Secara Politis sangat banyak lembaga dan personal yang membentuk barisan sendiri pasca perdamaian aceh. Baik secara organisasi maupun personalia. Baik dalam azas nasionalisme maupun azas militerisme. Namun kita mengenang beberapa kisah yang menyita pergatian dunia dan memakan banyak tumbal demi ambisi mengejar mimpi dan impian manusia.
Sebut saja pecahnya pandangan politik dalam azas nasionalisme saat pilkada pertama . Perpecahan yang sangat terasa dan sangat besar. Munculnya dua kubu calon dalam pilkada yaitu . SINAR vs H2O disinilah asal muasal menjurnya partai lokal di aceh. Yang pada hakikatnya bila satu partai lokal dan satu azas melawan parnas di parlemen itu bisa mencapai suara bulat dalam merancang Qanun dan undang undang aceh. Bahkan dulu di prediksikan bisa mengqanunkan refendum untuk dua opsi. Karena ambisi politik semua gagal dan tidak bisa di ulang bahkan harus di lupakan semua program dan angan angan saat pertama menandatangani perdamaian
Pada pemilu ke-2 Pasca damai para aktis perdamaian bangkit mempersatukan masyarkat dan beehasil memenangkan pucuk pimpinan namun gagal kerana parlemen terdiri dari banyak unsur di luar mereka . Dan mereka tidak piawai merebut hati rakyat disebabkan ambisi saat berkuasa. Maka rakyat pun meninggalkan mereka dalam sumpah serapah saat menjadi penguasa.
Setelah itu muncul istilah Idependen. Calon non partai. Karena besar peluang menjadi pimpinan lewat jalur idependen. Maka semua personal dalam tubuh Gam mencalonkan diri menjadi pemimpin. Alhasil pada pemilu ke 3 pasca perdamaian di ajang provinsi kalah mutlak dengan koalisi parlok dan parnas. Begitu juga di tingkat kabupaten karena banyak calon personal idependen dari kesatuan gam maka mudah di kalahkan oleh parnas. Akhirnya parnas berkuasa itu contoh yang terjadi di bireuen dan daerah lain.
Untuk menceritakan secara detik kita butuh banyak waktu dan banyak refensi akurat. Sekilaa itulah yang terjadi dalam persaingan azas nasionalisme dalam perebutan kekuasaan dalam bingkai negara.
Sekarang kita lihat pergerakan dalam azas revolusioner dan perjuangan yang biasa di klem dengan azas saparatis atau sistem gerilya menuju kemerdekan dengan mengangkat senjata. Diantaranya :
Din minimi Abu razak , Yah di dan lain-lain (**)
Post a Comment