Sistem Perang Gerilya Nanggroe Jeumpa

Jumat ke 2 bulan oktober , seperti biasa menjelang waktu zuha sang gubernur santai di café’ komplek balai pengajian rumah nya , biasanya pulang dari masjid . karena rutinitas nya seperti biasa subuh berjamah di masjid raya habis itu pengajian ba’da subuh yang di asuh langsung oleh gubernur dan setelah shalat zuha gubernur baru pulang kerumahnya untuk sarapan pagi di café rumahnya. Karena di café itu menjadi dapur umum bagi anak-anak pengajian dan para tamu yang datang ke rumah gubernur. Rumah gubernur hanya berbatas jalan raya dengan masjid seprti yang kita kisahkan pada episode yang lalu, di café anak - anak sudah stambay menunggu gubernur pulang.

Assalamualiakum , sapa gubernur .
walaikumsalam , abu . jawab sinyak

" Dari mana kamu nyak dan kawan- kawan, pagi-pagi sudah di café" seru gubernur
" Kami hari ini mau jalan-jalan ke gunongan abu. Tapi sebelum berangkat kami ingin denger cerita abu " seru sinyak
" Baiklah nyak. Disini aja ya sambil abu minum kopi cerita nya" 
" oke... abu. " Jawab sinyak.

Abu pun memulai cerita sambungan kisah kerajaan Jempa Minggu yang lalu.. !

Setelah Meureudom siti putri dari Raja salman menikah dengan Sayid Abdullah Mereka hidup bahagia di istana dan sudah memiliki seorang anak bernama sinyak Jeumpa
Mereka hidup bahagia bersama dalam istana, hingga kabar tak enak tiba di bawakan oleh intelegen Front. Bahwa pasukan  perang dari Siam telah bersiap menuju kerajaan jeumpa. Mereka sudah mempersiapkan diri untuk berlayar.

intelegen Front, merupakan barisan infantri yang menyamar sebagai pedangan antar negeri. Mereka di kenal sebagai kafilah dagang yang melanglangbuana antara kerajaan kerajaan di semenanjung selat malaka dan selat sunda sampai ke negeri papua. Bila ada kabar berita mereka akan berlayar langsung membawa pesan untuk menjaga stabilitas negara. 

Setelah menerima pesan intelegen Front Raja salman langsung memimpin rapat untuk persiapan perang dengan kerajaan Siam, Raja salman langsung mengatur strategi perang. Pasukan khusus akan di pimpin sendiri menunggu di kuala peudada. Dan pasukan mujahadin akan di pimpin oleh Sayid Abdullah yang bermarkas di Reuleng manyang Calok antara samalanga dan jeunieb. Sedangkangkan pangeran syahir tanwi dan saudaranya mempersiapkan diri di puasat kerajaan di kuala jeumpa. Mulai besok semua bala tentara siap berangkat setelah subuh. Malam ini semua di bebas tugaskan untuk pamit dan malam perpisahan bersama keluarga.

Pagi hari yang cerah pun tiba setelah melewati malam. Semua pasukan mempersiapkan diri menuju batalion masing-masing. Begitu juga Sayid Abdullah setelah berpamitan pada istri dan anak nya beliau memimpin pasukan menuju pelabuhan reuleng manyang untuk mempersipkan perang yang akan segera pecah bila tentara siam berlabuh.

Tiada terasa sudah berlalu seminggu Sayid Abdullah bersama pasukan di benteng reuleng manyang. hingga Pada suatu Malam yang hampir ke fajar Beliau tidak bisa tidur ada rasa rindu yang tak bisa di lukiskan kepada keluarganya yang jauh  di istana.

Perlahan Sayub- sayub Suara azan subuh di kumandangkan dari tenda utama para prajurit . membawa harapan jauh terbang ke istana bersama rindu pada Siti dan Sinyak , buah hatinya. Kadang Sayid Abdullah tersenyum bila melihat dalam rindunya siyak yang baru bisa bicara, selain Siti ostrinya dan Sinyak Sayid Abdullah juga senang bermain dengan  nyak indah anak dari Sahir tanturi , Meurudom Ratna memanggil nya abua.

Tiada terasa waktu berlalu Sudah berjalan satu minggu perlahan menuju setu bulan, di perkirakan Pai Siam sudah menyeberang Teluk Kra, mereka sedang di tengah selat malaka, mungkin dalam waktu 5 hari lagi mereka akan sampai ke Kuala Raja.

Bakda subuh raja berkumpul seperti biasa di rangkang kupi depan camp raja. Raja berkata “ MENHAM dan 100 orang perwira hari ini sudah bisa berangkat ke kuala peudada, jalan sudah siap di buka dan tentara sudah berkumpul disana, ini titiknya sudah di antar semalam oleh ajudan. Tempatkan setiap benteng dengan compi yang handal. Mungkin lusa menham bisa mengarahkan tentra dari Reuleng Manyang ke benteng yang lebih dekat dengan 100 perwira akan di pimpin oleh Sayid Abdullah dari jalur kuala Pandrah. Setelah perang selsai kita akan berkumpul di zona pertahanan, kalah atau menang di zona pertahan nanti kita lihat, usahakan Pai Siam  jangan pernah menginjak kaki di zona aman pusat KUala Raja. “ ujar raja Salman dengan nada perintah.

Maka menham mempersiapkan seluruh tentera dan perwiranya untuk menuju battalion 3 seperti perintah raja Salman, selain itu menham juga mengawasi 7 compi pertahanan. menurut laporan ajudan semua tentra sudah stambai di pos masing-masing di battalion 3 dan tujuh compi. Sedangkan di battalion 1 dengan campA sudah sangat matang untuk berperang yang di pimpin oleh radja sendiri, untuk batalon 2 benteng Kuala raja sudah stambay semua prajurit membangun camp dan benteng-benteng gerilya yang akan di pimpin oleh Sayid Abdullah .

Hari- hari berlalu penuh khitmat menunggu perang besar akan terjadi, Sayid Abdullah  terkadang menuju zona aman untuk berdiskusi dengan raja salman di banteng Peudada sedangkan target sampai bala tentra SIAM besok hari. Bakza zuhur hari ini raja Salman berbicara secara rahasia pada Sayid Abdullah , mereka sepakat membukukan sebuah hokum dan aturan, mereka berdua merancang system peuga nanggroe yang ini akan di wariskan ke kerajaan dan akan di sebar luaskan ke masyarakat nanggroe kelak apabila perang usai, dan mereka meresa akan tidak bisa kembali hidup-hipuk mengingat kuatnya tentra PAI SIAM yang di bantu oleh kerajaan SRIWIJAYA dan wilayah taklukan sekitarnya
Bunyi maklumat sebagai berikut “ kepada seluruh aneuk nanggroe, di harapkan meuseuraya setelah usai perang, peget nanggroe kembali dan menyisirlah ke kerajaan-kerajaan taklukan SRIWIJAYA, mengislamkan semua isi nanggroe dan membuat PATENG NANGGROE yang bersumber pada asal usul wilayah, hingga kelak apabila lahir seorang raja adil niscaya bisa menyatukan seluruh Sumatra dengan nama nanggroe Sumatra yang mengambil berkat dan restu di kuala raja dalam wilayah daulat yang berhak berkuasa “

Karena alimnya radja dan alimnya Sayid Abdullah hingga dalam munajabnya mereka bisa meramal hingga ratusan tahun kemudian dan ini semua berkat ilmu tarekat mereka yang akan di wariskan ke penerusnya hingga kerjaaan Aceh Darussalam dan kelak apabila nanggroe Aceh Darussalam akan di landa kehancuran maka akan datang seorang alim yang bisa meramalkan kondisi NAD dan NAD ini akan berdiri sampai kiamat dengan perubahan wilayah pemerintahan.

Kemudian Sayid Abdullah bersama 100 perwira beranjak menuju benteng jeumpa yang merupakan batilion 2.  disana 1000 prajurit sudah siap menunggu perintah, taktik perang gerilya. Begitu sampai datoch segera menempatkan posisi pasukannya yang di pimpin 100 perwira dengan 100 titik bersebar sampai ke perbatasan kuala di battalion 1, sedangkan Sayid Abdullah sendiri memilih guha sebagai tempat bermalam di malam pertama dalam battalion 2, setelah shalat isa, dalam menujabnya ternyata Sayid Abdullah menginap dalam guha rimong, dan tafakurnya datoch di kejutkan oleh seokor harimau yang masuk ke guha.

Karena alimnya dia dan kemampuan menuntukkan mahkluk hidup, harimau berdiri di depannya dan Sayid Abdullah memberi salam, dengan izin allah harimau berbicara dan datoch berpesan pada hariamau jangan melintas jalur perang kalau tidak ada keperluan maka harimau jangan keluar guha, terakhir Sayid Abdullah berpesan bilamana Sayid Abdullah syahid harap harimau mau mengambil pedangnya dan senjatanya yang lain yang dia pakai waktu perang serta sebuah tas berisi kitap munajab yang selalu Sayid Abdullah bawa kemana dia pergi . Karena isyarat perang mereka akan syahid melawan 10 kali lipat musuh yang datang serta senjata itu  diberikan pada anaknya kelak yang akan datang ke makam tempat dia syahid. 

Malam itu Sayid Abdullah menhabiskan malam dalam guha rimong dengan air mata nya , rasa rindu pada anaknya dan istrinya yang sudah setengan bulan di tinggalkan tak bisa di bending. “ ie mata rhoe lam guha rimung “ begitu kira-kira istilah gundah hari Sayid Abdullah. Kemudian Sayid Abdullah mengikatkan sedikit azimat pada leher harimau supaya kelak bila berjumpa anaknya harimau bisa berbicara, karena azimat yang sama juga di kalungkan di leher anak nya semenjak lahir. Disinilah asal muasal azimat itu di fungsikan di nanggroe 

Bakda subuh, Sayid Abdullahkeluar guha, buru-buru ajudan datang melapor, bahwa pasukan musuh datang dan mendaran 3 kapal menyergap battalion 1 kuala dari segala penjuru. Raja  sedang terkepung hanya ajudan yang di izinkan menyelinap keluar oleh raja melaporkan kondisi sejak semalam, hari perang tidak bisa di elakkan hari ini. Laporan ajudan pada datoch, lalu datoch mempersilakan ujudan istirahat karena bila tentara sampai battalion 2 , ajudan harus berangkat melapor ke battalion 3 besok hari membawa berita persiapan.

Waktu menujukkan asar. Sayid Abdullah sudah memeriksa semua pasukannya di pos-pos persipan yang bersebar seluruh banteng jempa. Sekarang waktunya shalat asar, baru saja selsai salam dari shalat tiba-tiba serombongan tentera berjalan menggotong seorang tua yang terluka bersimbah darah menghampiri Sayid Abdullah, Alangkah terkejut Sayid Abdullahmelihatnya, ternyata Raja salman dalam sekarat korban perang. Sayid Abdullah menghampiri dan peu intat raja denan kalimah tauhit dan raja tak putus-putus mengucap kalimah tauhid dan raja memberikan tongkat senjatanya pada Sayid Abdullah untuk melannjutkan perang sabi ini. akibat banyaknya darah yang keluar dari luka perangnya beliau tak mampu bertahan lagi hingga meninggal dalam pangkuan menantunya. 

Sayid Abdullah bersama ajudan dan rombongan pengantar memfardhu kifayahkan radja sebagai layaknya orang syahid, hingga pengawal benteng jeumpa tidak tau siapa yang telah di kuburkan, semua di rahasikan demi semangat jihat. Di samping guha rimoeng janazah di semayamkan dan datoch berpesan pada pengawalnya kelak bila beliau syahid juga di harapkan di semayang di samping makan radja.
Setelah selsai memfardhu  kifayahkan radja malam pun tiba, rombongan pengawal raja yang datang dari kuala bercerita, saat mereka di kepung dari segala penjuru oleh 10.000 pasukan musuh dalam 3 kapal perang mereka melawat dengan sengit samapai zuhur seprtinya sudah normal banyak jatuh korban ke dua belah pihak, mereka kemudian menghilang menarik mundur ke pantai, raja memerintahakan shalat jamaah dalam perang. 

Saat situasi terkendali kami pun melaksanakannya tiba-tiba dua kapal melabuh lagidan serangan mendadaknya yang membuat kami terpukul karena kami sudah berkumpul dalam jamaah perang terbuka tak bisa di elakkan, perang terbuka tak bisa kita menengi dari segala penjuru ada musuh, klo perang gerilya bisa saja menahan mereka lemah lama. Lanjut pengawal raja yang selamat bercerita.

Kemudian pengawal yang datang agak terlambat setelah radja di makamkan bercerita. Semua tentara kita selamat sudah mundur bersatu dengan barak-barak dan pos-pos benteng jeumpa. Saya melaporkan bahwa panglima mereka sangat perkasa dengan menunggang geureda besar layaknya elang terbang menebas radja dan prajurit kita. Mungkin besok mareka akan mencari Nanggroe kita untuk di taklukkan.
Dari kejauhan berkobarlah api dan bau hanyus terbakar , ini mungkin ritual mereka bagi prajurit yang gugur, mereka berterik menembus hening malam, campa….campa.. campa… bacaan dari campA yang terletak pada camp terbesar di kuala raja. Malam itu juga Sayid Abdullah memerintahkan ajudan membawa berita ke menham di battalion 3 peudada, Sayid Abdullah juga berpesan memperkuatkan tentera di 7 benteng pertahanan. agar tentra Siam tak bisa menjakau istana.

Kemudian SSayid Abdullah memanggil intelejen dari anak dagang yang berasal dari Brandeh untuk menyusup ke tentra musuh. Anak meudagang itu bernama ustaz boy yang berasal dari daerah Siam, malam itu juga ustaz boy mengunakan pakaian prajurit Siam dan menelusi malam hingga sekitar 5 jam perjalan dengan kaki sampai ia dalam barisan prajurit musuh, sungguh tidak susah untuk menyamar karena banyak prajurit mereka yang gugur dan mudahnya menemukan alat senjata musuh berserakan, malam itu panglima Siam mengadakan rapat terbuka di campa yaitu campA yang sudah mereka taklukkan.

“ manyat musuh hanya 500 orang dan panglima mereka tidak kita temukan, sedangkan manyat prajurit kita 2500 orang yang sudah kita bakar. Ini hal mustahil. Mereka sangat kuat jadi kita harus beristihat menyusun siasat perang baru. Untuk ini kita butuh 2 hari memulihkan diri dan bagi yang sakit dan cedera di bolehkan kembali ke kapal  dan istirahat di campa “ ujar Panglima Siam, “ saya sudah memeriksa senja tadi setelah mereka mundur. Disini ada dua jalur . mungkin dua jalur ini yang bisa menuntun kita menuju ke istana. Sekarang pasukan tambah negeri taklukan menuju pada kita dan 500 tentera cedera di dampingi pelayar boleh kembali ke Sriwijaya atau negeri taklukan semenanjung malaya untuk beristirhat dengan satu kapal dan di kapal akan di obati oleh para medis dan pelaut akan menuntun armada kembali ke Siam. “ lanjutPanglima siam.

Malam pun berlalu mereka mengambil jeda selama 2 hari menunggu bala tentara bantuan. 3000 tentera telah mereka korbankan di kuala raja. Lusa akan datang 2 kapal tentera taklukan sekitar Sumatra. Mereka membagi 2 batalion berjumlah 3500 orang untuk menuju jalur benteng jeumpa dan 3500 orang untuk jalur kuala peudada. Sedangkan tentera bantuan satu kapal menyerang ke jeumpa dan satu kapal menyerang ke kuala peudada sebagai tentara tambahan layaknya tentera siluman.

Semua informasi ini di ingat dengan baik oleh ustaz boy. Evakuasi prajurit cedar di mulai. Disini benar-benar telah jadi banteng Siam tidak satu orang pun dari prajurit nanggroe yang hidup. Manyat-Mayat bergelimpangan sekitar benteng, saat fajar mereka juga selsai evakuasi. Kapal sudah sipa berangkat membawa korban perang, yang gugur sudah di kremasi. Sedang manyat prajurit nanggroe di kumpulkan di tumpukan abu-abu kremasi tentera mereka, sangat bisa di bedakan karena dat dan agama berbeda kapur burus di taburkan untuk meredam bau. Ustaz boy pun mnyelinap keluar dari kuala raja menuju jempa. Pada benteng pertama batalon 2 ustaz boy shalat subuh dan mengganti pakaian dan menunggang kuda menuju jeumpa.

Setelah bertemu Sayid Abdullah , ustaz boy menceritakan semua yang dia dengar dari Panglima Siam, dan Sayid Abdullah mengambil kebijakan , benteng jeumpa harus di korbankan dan mujahidin harus membalik arah menyerang dari belakang tentara Siam yang menuju kuala peudada. Maka di bagilah siasah yang di gambarkan dalam peta. Mujahidin jangan menunggu tapi menuju medan perang menyerang mereka 7 benteng pertahan karus keluar menyerang dari barat daya, dan pasukan banteng jempa dari tenggara serta kuala peudada timur laut. Inilah lhe sagoe nanggroe menyerbu pasukan Siam. Untuk anti spasi benteng jeumpa , Sayid Abdullah akan berperang dengan 500 pasukan melawan gelomnbang musuh yang menuju benteng.  

Bila mana battalion 3 menang maka battalion 3 dan 7 benteng petahanan bisa dengan mudah menaklukkan tentera musuh yang tersisa dari benteng jeumpa. Dalam 2 hari ini semua siasah perang sudah di antar oleh pengawal dan semua prajurut sudah siap berperang melawan musuh. Tantik perang gerilya di jalankan datoch untuk mempertahankan benteng jempa dan taktik nangroe lhee sagoe di terapkan untuk mematahkan penyerangan musih ke kuala peudada.

Hari perang pun sudah tiba… berhari-hari mereka bertempurdan mencari letak mujahid benteng jumpa. Setiap waktu ada korban jiwa dan sudah berlalu berminggu-minggu. Begitu juga dengan perang terbuka di kuala peudada maju mundur mujahidin membuat bala tentera musuh kewalah dan habis bekal persediaan. Hari ini hari ke 20 perang di dua battalion nanggroe. Sayid Abdullah member isyarat hari ini perang harus di akhri melalui pengawal dan intelejen antar kompi.

Maka keluarlah mujahidin nangroe dengan gagah berani dari kompi-kompinya. Membuh semua tentera musuh yang di landa kelaparan , perang terbuka di mulai.. sebagian mereka mati sia-sia dan sangat sedikit yang bisa kembali ke kapal. Panglima Siam terbang dengen geureda melahap satu persatu mujahidin bahkan dia meminum darah mujahidin sangking marahnya. 100 meter dari arah berlawanan Sayid Abdullah sudah siap dengan tongkat raja dan pedannya di kanan dan kiri, tiba-tiba dari guha keluar harimau menawarkan jadi tunggang Sayid AbdullahSayid Abdullah tidak menolaknya majulah mereka ke tengah medan laga. Dengan sigap Sayid Abdullah menghunus pedang dan sekali tegas palahlah sayab geureuda. Kemudian Panglima Siam melompat turun dan Sayid Abdullah turun dari harimau. Mereka pun melakukan duet yang sangat dahsyat hingga malam tiba dan mereka berdua menghilang dalam kegelapan.  

Sedangkan harimau tak mau ketinggalan di kuliti ia nya harimau akan geureda hingga mati delam perkelahian yang menyita banyak waktu. Malam itu juga battalion 3 sudah menang. Mujahidin di tarik ke benteng-benteng pertahan di 7 kompi sebagian lain menyergap pasukan musuh yang masih banyak di benteng jempa. Malam itu menjadi malam perang yang pertama dalam sejarah dunia, sangat banyak yang mati dan harimau menuntun Sayid Abdullahmengejar patih mada, tentera musih membakar semua benteng jempa perang pun semakin sengit dari balik semak Panglima Siam menghunus pedang dan menembus punggung Sayid Abdullah ,  Sayid Abdullah pun terjatuh dari harimau. Dengan menancapka tongkat di tanah terjadilah 11 bayangan Sayid Abdullah menyerbu patih mada. Inilah keutamaan tongkat raja terlintas dalam benak Sayid Abdullah sambil menahan rasa sakitnya.  

Panglima Siamerus menyerang bayang bayang Sayid Abdullah hingga terjatuh ke lelahan fajar menyinsing dengan memengang tongkat dan pedang di tangan Sayid Abdullah telah tiada dan kembali kesisi yang maha kuasa . Di sekeliling panglima Siam yang terkulai lemah ribuan mujahidin Jeumpa berdiri dan satupun tidak ada dari tentera nya karena semua tentera nya sudah jadi manyat . kemudian menham mendekatinya. Dan berkata apa yang hendak tuan mau sekarang ini. Dengan menangis Panglima Siam menjawab, aku ingin mati terhormat dan kembali ke negeriku. 

Kemudian menham mendekati Panglima siam. Namun Panglima Siam tiba-tiba mengambil pisau dan menusuk ulu hatinya sendiri . Walau dalam hal demikian dia belum mati. Menham menawan nya dan mengikat lukanya dengan kain kafan agar bisa menhentikan darah yang keluar.  
Dari kejauhan ajudan Pengawal datang melaporkan wasiat Sayid Abdullah terakhir yaitu ingin di kuburkan di sampimg makam raja yang duluan syahid, saat itu baru di ketahui bahwa raja telah meninggal. sedang mereka merunding untuk menguburkan Sayid Abdullah dari kejauhan seekor harimau melompat dan menerkam wajah Panglima siam. Kemudian hariamu itu mencium Sayid Abdullah dan mengambil pedang dan tongkat Sayid Abdullah yang tergetak di sampingnya dan harimau itu lari menghilang dalam semak belukar.

Selsai menguburkan Sayid Abdullah, meunham mengantar tawanan yaitu patih mada menuju kuala raja. Di sana ribuan tentera terluka dan kelaparan bersujud dan menyerah melihat panglimanya di tawan, semua perlengkapan perang dan perahu serta harta benda dan wanita di sita oleh menham, hanya satu kapal di bebaskan pulang membawa tentera terluka, Manyat Panglima Siam dan tentera tersisa mereka berjumlah kurang dari 100 orang. Berlayarlah mereka pulang di tengah lautan mereka sudah di tunggu tentera yang sebulan lalu berobat dan pemulihan. Karena taktik mereka maka selamatlah sebagian mereka itu kembali ke negeri Siam berjumlah `1001 orang dengan Manyat Panglima Siam Yang di terkam Harimau. Semua tentera Siam merahasiakan kematian Panglimanya dan mereka samapai ke kerajaan Siam  dengan membawa ratusan perwira yang sudah jadi manyat termasuk Panglima Siam di dalam nya. sejak saat itu mundurlah kerajaan Siam Perlahan-lahan.

Baiklah Mari Kita akan Kembali mengisahkan masalah Nanggroe Jeumpa. Bukan musuh nanggroe, semua rampasan perang dibawa ke istana . Dan manyat-manyat mujahidin di kuburkan layaknya orang syahid, benteng-benteng telah di bersihkan. Sebagian mereka memilih tinggal di benteng peudada , samalanga dan mereudu  membentuk pemukiman baru dan sebagian memilih tinggal di kuala raja karena keluarga mereka meninggal disana, sebagaian lain memilih kembali ke pusat keujaan jeumpa dengan alasannya masing-masing, rampasan perang dan budak di bagikan pada yang berperang oleh qadhi dan perwakilan agama dengan musyawarah, tentera yang kembali ke nanggroe dengan 5 kapal rampasan dan hasil rampasan perang. Serta mereka yang meninggalkan keluarga di nanggroe juga kembali kedaerahnya.

Semua mujahidin dan tentra nangroe berlayar menuju tanah endatu mereka dengan membawa kemenangan , namun mereka tidak bisa membawa pulang radja dan Sayid Abdullah bahkan bekas baju dan senjata mereka tidak bisa mereka bawa pulang ke istana, menurut cerita satu kapal berjumlah 500 orang majahidin jadi sekitar 2500 orang mujahidin dan harta rampasan serta budak belian mereka bawa berlalayar kuala raja  dari wilayah perang tersebar yaitu Peudada, Jeunieb  samalanga dan meureudu (***)





Post a Comment

Previous Post Next Post