Ba’da jumat , gubernur nanggroe beranjak kembali ke rumah nya, begitu beliau memasuki halaman rumah, sinyak datang mengejar dari belakang dan memegang tangan nya sambil berkata
Sinyak : abu, jangan cari alasan sibuk rapat nanggroe , sinyak mau denger cerita abu
Pinta cucunya memelas.

abu : baiklah nyak, mari makan dulu , abu ceritakan selsai kita makan ya, mari temani abu makan.
Merekapun melangkah Bersama masuk ke rumah nya. Seperti janji gubernur nanggro , hari ini dia akan melanjutkan cerita pada cucunya.

Selain mengurus nanggroe sekarang tanbah tugas baru selama gubernur pemulihan dari kena sniper yaitu mengajar sinyak baca al quran dan bercerita. Sinyak merupakan cucu kesayangan sang gubernur.
Mari kita simak sama-sama lanjutan cerita gubernur nanggroe pada cucunya ba’da jumat tanggal 20 oktober 2050 M

===========

Malam kian hampir ke fajar, suara azan subuh membawa rombongan menham merapat ke Istana Jeumpa setelah hampir seharian berlayar dari kuala Peudada. Rakyat menyambut mereka dengan suka cita. Mereka mengarak semua mujahidin menuju istana di Blang seupeng. Berkumpul disana dan shalat subuh serta sujud syukur atas kemenangan. Setelah subuh Para Waly saudara Kandung Raja salman  bersama PM syahir tanwi dan saudara-saudaranya yang bertugas di kuala jumpa semua pejabat mengadakan rapat.

Datanglah kabar duka yang mendalam karena dalam rombongan pulang tidak ada Raja salman dan Sayid Abdullah Hanyalah sepucuk surat wasiat yang di tulis oleh Raja dan Sayid Abdullah yang di bawa pulang berbunyi. “ kepada seluruh aneuk nanggroe, di harapkan meuseuraya setelah usai perang, peget nanggroe kembali dan musirlah ke kerajaan-kerajaan sekitar Jeumpa untuk menyebarkan agama, mengislamkan semua isi nanggroe dan membuat PATENG NANGGROE yang bersumber pada asal usul wilayah, hingga kelak apabila lahir seorang raja adil niscaya bisa menyatukan seluruh Sumatra dengan nama nanggroe aceh Sumatra yang mengambil berkat dan restu di Kerajaan Jeumpa dalam wilayah daulat yang berhak berkuasa "






Semua rampasan perang di bagikan dengan adil dan kehidupan istana dalam duka khanduri di adakan untuk segala arwah yang telah tiada. Waly memerintahkan khanduri 7 hari tujuh malam dan berduka hingga 44 hari serta larangan untuk semua janda keluar rumah selama 100 hari sesuai ajaran islam yang sudah berkembang disana. Semua anak yatim dan janda di tanggung oleh nanggroe.

Tidak terkecuali mimi dan mirah juga menghabiskan waktu 100 hari sebagai izzah di istana. Mimi dan mirah memintak PM untuk menyatukan mereka dalam satu bale’ atau Gedung istana dan perempuan - perempuan janda di bolehkan berkunjung dan menginap bersama mirah dan mimi untuk shalat berjamaah dan mengadakan pengajian serta berdoa selama 100 hari mengingat tidak ada yang mencari rizki lagi karena suami mereka telah tiada. Mereka di layani oleh pelayan atas anggaran Negara. Disinilah pertama sekali di tambatkan istalah duk bale’ bagi mereka yang telah di tinggal oleh suaminya.

Dalam masa pasca perang semua pembesar kerajaan merumuskan pemerintahan baru demi kemakmuran nanggroe. Tujuh hari telah berlalu acaraa doa-doa dan samadiyah telah selsai. Saatnya pemerintah baru harus di jalankan. Dan mulailah mereka merancang system pemerintah baru dan di umumkan pada malam seunujoh sekalian pembagian harta warisan dan bantuan untuk semua keluarga yang di tinggalkan yang syahid dalam perang dengan sruktur sebagai berikut :
Tuha peut dan tuha lapan nanggroe menandatangani keputusan bersama waly nanggroe yang mulia sebagi berikut.
1.            Menimbang kerajaan dalam pembenahan pasca perang Maka kerajaan di pegang oleh waly yang merupakan adik dari radja dan alim dalam agama dan siasah.
2.            kekuasan tertinggi di pegang hukum dan qanun oleh tuha peut dan tuha lapan nanggroe.sebagai pembantu waly nanggroe
3.            Kerajaan akan di pimpin seumur hidup oleh raman tutong sebagai anak raja dan keturunannya
4.            System pemerintah akan di jalankan sepenuhnya oleh perdana mentri dan pejabat lain dengan mutlak dan tidah bisa di ganggu gugat.

Hari yang di tunggu telah tiba malam seujoh di umumkan semua struktur nanggroe. Sehingga pembagian warisan dan peusangon untuk korban perang di titip pada baitul mal dan pada 44 hari nanti akan di hitong kembali serta sisanya akan di berikan pada 100 har duk bale bagi janda-janda korban perang dan anak yatim. Demikian Susana nanggroe menjadi makmur sentausa. Semua persiapan untuk meuseraya telah di persiapkan dan PM mengawinkan putri-putrinya dengan perwira-perwira yang akan akan di siapkan untuk meuseraya ban sigom donya. Demi titah dan wasiat dari pendahulunya yang telah syahid.
Hari terus berganti hingga sudah sampai pada hari ke 44 syahidnya raja dan mujahidin. Khanduri raya di adakan, pada masa itulah Nampak kekuasaan penuh di pegang oleh PM, suasana kerajaan sudah berubah banyak keluh kesah di bawa ke rapat kerajaan dan rakyat kurang senang dengan pemerintahan PM yang kurang adil dan pilih kasih, selain itu kerajaan juga menanggung banyak beban dari sebab banyak nya yang duek bale dari janda dan anak yatim korban perang , PM mengusulkan baitul mal harus di tingkatkan pendapatan nya hingga selain zakat dan infak di berlakukan pajak nanggroe.
Rakyat mulai kurang senang dengan kekuasaan PM , bahkan kafilah dagang dari keeling india tak bisa memenuhi target dagang nya karena trok kapai baroe pula lada pasca perang kemerin. PM memberikan tempat tinggal untuk kafilah keeling dan menempatkan mereka di pantai kuala meureudu memberi nama wilayah mereka dayah keeling ( kafilah meudagang orang india ) mereka di kenakan pajak dan boleh bercocok tanam di nanggroe, boleh tinggal bila koata dagangnya tercapai atau tinggal dan memulai hidup di nanggroe berasimilasi dan kawin dengan anak-anak nanggroe. Di sebabkan banyaknya tanggungan nanggroe yang tak terkecukupi oleh besarnya jumlah anak yatim dan janda muda korban perang.
Hari ke seratus pun tiba, khanduri di adakan dan pembagian bekal hidup di sediakan semua kembali ke rumahnya dari duek bale, mereka kemudian berbaur dengan masyarakat biasa dan sebagian menikah dengan pedagang keeling dan pedang arab yang singgah, agar para peudagang bebas pajak nanggroe, karena peraturannya yang menikah dengan janda perang dan memberi makan anak yatim bebas pajak nanggroe dan hanya di kenakan zakat dan infaq untuk persediaan baitul mal.
Suasana sedih masih meliputi sisi hidup kerjaaan terutama mimi dan mirah. Mereka tidak bisa hidup tanpa suami mereka, penguman meuseraya pun di mulai. Malam ini ke 101 hari pasca perang. PM mengumumkan  akan menikahkan 11 putroe nanggroe untuk persiapan anak menantunya kelak  membuka mukim baru yang bebas berkuasa dan berhukum layaknya nangroe dan  membawa arakata dan qanun aturan di terapkan setiap mukim baru sesuai dengan nanggroe dan aturan yang di tuliskan raja dan datoch sebelum syahid dalam perang .
Siapa saja kelak menjadi raja berkuasa wajib mengambil tafaul di kuta bate’ adat ini di pegang sampai sultan iskandar muda membentuk nanggroe aceh Darussalam hingga membuat timbangan ie krueng meureudu dan  ie krung daroy untuk meletakkan dasar ibukota kerajaan aceh setelah 500 tahun kemudian. Namun tidaklah kita cerita disini , kita akan bercerita dulu kisah nanggroe ini dalam musafir sang pangeran nanggroe yang terusir dari nanggroe . Ini terjadi pada tahun setelah perang yaitu pada tahun ke 5 nanggroe (  55 H / 705 M ) semua persiapan pernikahan di laksanakan dan adat tinggal di istana sebagai tempat rumoh inong di jalankan semua anak-anak PM berhak mendapatkan balkon masing-masing satu buah dan tinggal sampai anak pertama sudah usia sekolah baru bisa pindah untuk meuseuraya keluar dari istana. Kecuali penerus nanggroe wajib tinggal di istana. Berarti peraturan meuseuraya baru boleh di jalankan pada saat setelah tinggal di rumah inong atau dalam istana paling lama 2 sampai 3 orang lahir cucu raja, demi kemuslihatan putroe nanggroe anak nya PM juga.
Untuk mencari menantu PM raman memilih perwira dan panglima perang yang berjasa dalam mengalahkan musuh di medan perang, namun sebelum nya PM raman membuat rapat khusus masalah rumoh inong, atau rumah jatah anak perempuan setelah menikah, rapat di laksanakan pada bulan rajab, rencananya sehari sebelum puasa akan di bagikan sedekah yang kelak di sebut makmugang oleh warga nanggroe dan di umumkan pertunangan atau meu tanda kelak setelah hari hari kan di adakan pesta di nanggroe.
Yang  jadi permasalahan nya balkon istana hanya 4 penjuru saja. Yaitu balkon  raja yang sekang di tempati oleh mimi dan pelayannya balkon ratu yang di tempati oleh mirah dan anaknya sinyak poen yang baru berusia 3 tahun beserta pelayannya. Balkon permaisuri yang di tempati oleh norma alkas dan putroe-putroe nanggroe serta balkon madu yang di tempatkan oleh istri ke dua PM yaitu aflia dan anaknya nyak indah beserta pelayannya. Sedang di tengahnya adalah balai room yang sudah di jadikan mesjid nanggroe sejak masa meudagang raja.
Untuk membangun balkon membutuhkan waktu satu tahun agar adil sang penguasa, sedangkan 2 balkon utama harus disiapkan untuk dua orang calon pengganti raja dan pengganti peran raja dan SAIDI yang sudah syahid walau bukan sebagai raja dan meutroe haye seperti SAIDI tapi PM memerlukan 2 orang cerdik pandai yang mampu membantunya. Dua orang pilihan sudah di siapkan sebagai menantunya yang akan di kawinkan dengan bos putro dan wakil bos putro nanti. 
Maka dibawalah kerapat nanggroe permasalah ini hingga sangat banyak usulan yang datang. Setalah terangkum semua maka PM mengambil kesimpulan bahwa mimi abu tirinya tidak memiliki haq untuk balkon RAJA karena PM sebagai laki-laki memiliki pembagian penuh sesuai hokum islam, begitu juga mirah tidak memili hak atas BALKON RATU karena sesuai hokum mirah hanya mendapatkan 1/3 warisannya sedangkan sinyak poen anak mirah masih kecil dan ayahnya serta nenek kakeknya sudah duluan meninggal maka patahlah titi warisan untuk sinyak poen karena belum balek dan tidak berhak apa-apa atas nanggroe. Maka 1/6  untuk mimi di berikan balkon balairom yang biasa di guhakan masa raja yang terletak bersatu dengan mesjid depan sebelah utara sedangkan untuk mirah di beikan 1/3 dari balai room depan mesjid sebelah selatan. Dan mereka berhak atas balairoom itu. Semuanya
Semua terdiam karena sebagian mereka itu merasa sudah adil keputusan raja. Sedangkan sebagian lain kecewa bagaimana demi kepentingan pribadi dan anak-anaknya PM raman memberikan fasilatas umum yang sudah jadi mesjid untuk warisan ibu tiri dan adiknya sendiri. Namun semua mengambil keputusan bulat inilah keputusan raja. Semua barang di angkut  ke balairoom dan mimi memintak tinggal bersama mirah dan sinyak poen. Sedangkan ruang umum balairoom mereka waqab untuk masyarakaat shalat jamaah dan fahala di niatkan untuk suami mereka, surat pun di buat sesuai permintaan waly dan tuha peut , tuha lapan dan PM,WPM serta pejabat menjadi saksi.
Makmugang pun sampai pertunangan putro di laksanakan dan mulai satu ramadhan semua rakyat dan budak taklukan maja di kerahkan membuat balkon baru dengan desent campuran dari budak maja dan arsitek nanggroe. 11 rumah panggung. 9 rumah untuk anaknya, bos putroe mendapatkan  jatah balkon raja dan wakil bos putroe mendapatkan jatah balkon ratu yang akan mendampingi suami mereka memimpin nanggroe sebagai tangan kanan dan tangan kiri PM . Satu rumah untuk tamu dan satu rumah untuk balairoom rapat karena balairoom yang lama sudah jadi hak mimi dan mirah dan mereka wakafkan untuk mesjid.
Sebulan bekerja akhirnya selsai juga semua persiapan, pada sehari sebelum uro raya PM memotong banyak lembu dan kerbau untuk di bagikan kepada semua pekerja dan fakir miskin. Sedangkan acara pernikahan sudah di siapkan setelah puasa nam, acara yang di tunggu-tunggu sudah tiba, semua nak menantu PM sudah mendapat jabatan , norma juga mendapat gelar permaisuri karena raja sudah tiada. PM berkuasa layaknya Raja, sedangkan waly nanggroe sudah mendukung sepenuh nya PM mengingat dia juga terancam jabatannya bila membela mimi dan mirah, sebenarnya waly nanggroe juga ingin membantu mimi dan kasian pada mimi namun mengingat usianya maka mimi dan mirah harus tersisih dari kerajaan tanpa pembela.
Sinyak poen setiap hari bermain dengan sinyak indah kadang hanya hal sepele pada anak berusia 3 tahun itu jadi masalah besar bagi PM sedangkan aflia ibunya selalu bersikap baik pada mimi dan mirah, ke akraban mereka membawa ancaman dan cemburu pada permaisuri norma hingga suasana di istana tidak aman lagi bagi mimi, mirah dan sinyak poen, mereka sudah mengetahui di samalanga sudah ada pemukiman yang makmur bahkan orang samalanga, jeumpa dan peusangan membawa dagangan nya ke nanggroe untuk di jual ke pedangan india dan cina begitu juga orang nanggroe yang tidak suka dengan kepemimpinan WALY,PM dan WPM serta pejabat yang nepotisme pindah ke samalanga membuat Bandar dagang dan berkumpul bersama para veteran perang.
Suatu malam pada awal bulan puasa tahun ke_4 kalender nanggroe. Dengan bekal makan yang sudah cukup mimi dan mirah berencana untuk mengunjungi kuburan suami mereka, di mintalah persetujuan pada PM, dengan kasar PM menjawab, kalian hanya Memiliki satu kereta kuda warisan dan tanpa pengawal, semua surat warisan sudah kalian tanda tangan untuk wakaf  begitu kalian angkat kaki dari sini kalian tidak punya hak untuk kembali, pergilah besok bakda subuh dan tidak boleh ada yang tau kelian kemana jangan kembali lagi.
Dengan air mata mirah menjawab, setelah abang berkuasa kami kelaparan dan kekurangan tidak ada yang melihat , tidak ada pengawal dan tidak ada pelayan hanya aflia istri muda abang yang mengatur kebutuhan kami, PM menjawab itu perintah saya sebenarnya saya ingin kalian pergi sendiri tampa harus aku usir. Sungguh kekuasaan telah membutakan mata PM.
Malam itu juga setelah shalat tahajjut mereka berangkat mencari makam suami mereka, musifir malam berjalan dengan kereta kuda penuh air mata, ratu, permaisuri dan putra mahkota yang terusir dari kerajaan. Mimi dan mirah sangat lihai menunggung kuda dan ahli perang namun untuk mencari riziki mereka tidak mampu dari di besarkan dalam istana. Perjalan mereka tempuh sangat berat hingga pagi hari mereka sampai ke samalanga

Samalanga saat ini sudah menjadi Bandar dagang yang di kembangkan oleh tentera mujahidin yang tidak kembali ke nanggroe pasca perang dua tahun yang lalu. Begitu sampai di samalanga mereka beristirahat dan melihat suasana Bandar yang sibuk, mereka singgah di wajah mereka tidak asing di pemilik kedai itu, mereka disambut layaknya keluarga istana. Setelah mencerita kisah mereka , mimi meminta cukuplah apa dolah sang pemilik rangkang kupi yang tau tentang asal-usul mereka , mohon di rahasiakan, apa dolah berpesan bila kelak mimi dan mirah membutuhkan bantuan boleh menghubungi apa dolah di keude samalanga. 
Apa dolah menunjukkan jalan wilayah mencari makan radja dan SAIDI dan mereka pun berjalan kesana. Ternyata mereka mengambil jalur yang salah kereta kuta membawa mereka keu reuleng manyang, (  jalan merah pada peta diatas ) seharusnya mereka mengambil jalur besar (jalan merah pada peta diatas ) baru sampai ke jeumpa. Maka inilah takdir mereka. Disana ada beberapa perumahan nelayan yang tidak kenal mereka mumutuskan untuk tinggal sementara disana , kemah-kemah dan jambo banyak disana tempat nelayan mencari rizki setiap sore para nelayan kembali ke samalanga.
Di atas puncak terdapat sebuah jambo yang sangat bagus dan memiliki tempat istirahat disana ada 3 jambo yang bisa di jadikan tempat tinggal dan berteduh. Mereka mendekatinya, Nampak seorang pedagang sibuk membeli ikan-ikan yang di tawarkan oleh nelayan. Melihat tamu yang datang laki-laki itu mendekati mereka, “ permaisuri ini saya pawang linggong, mari mampir di tempat saya “. Ujar lelaki itu.
Saat singgah di ceritakan semua yang terjadi di nanggroe dan mereka mau merahasiakan keberadaan mereka demi nanggroe, mereka takut amarah rakyat akan membawa bencana, pawing linggong memberikan satu jambo nya buat mimi dan mirah serta anaknya yang masih kecil. Malam mereka menghabiskan waktu disini, pawang linggong setiap sore kembali ke Bandar samalanga , pawang selalu memenuhi kebutuhan mereka dan sebagai imbalannya , mimi dan mirah membantu pawang linggong menjemur ikan serta membersihkan jambo-jambo disana. Untuk membantu keluarga raja pawang membuat jambo kupi disana mulailah mereka berdagang disana dan beberapa bulan kemudian daerah reuleng manyang sudah berpenduduk, dan mereka sudah memiliki kawan. Ini terjadi pada tahun ke 5 nanggroe (  55 H / 705 M )  
Hidup penuh perjuangan begitulah yang di rasakan oleh mimi dan mirah, sekarang sinyak poen. Waktu terus berlalu sehingga saat ini sinyak poen  sudah berusia 15 tahun, sejak masa kecil dulu mirah selalu mengajari anaknya semua ilmu yang dia mengetahui. Hingga suatu hari pawang linggong mengajak mirah berbicara secara khusus tentang masa depan sinyak poen, dan pawang bersedia mengantar sinyak poen meudagang ke kuta rentang dan menjadi orang tua asuhnya. Agar semua rahasia sinyak poen terpelihara dari nanggroe. Mirah dan mimi menyetujuinya pada tahun ke-15 nanggroe sinyak poen di antar meudagang oleh pawang linggong. Terkadang setiap kamis pulang mengantar barang dari kuta bate , pawang mengajak pulang sinyak poen untuk mengunjungi ibu dan neneknya karena malam jumat libur didayah. Dan bila pawang membawa dagangan nya sinyak poen sealu membantu jualan bersama pawang.
Tiada satu orang pun yang tau siapa sinyak poen sebenarnya, terkadang sinyak poen selalu bermimpi setiap malam di madrasah, mimpi yang aneh dan seakan ini adalah daerah tempat tinggalnya. Alam di kuta bate menerima nya dengan baik. Namun sampai sekarang sinyak poen belum berani bertaya pada ibu nya siapa dia sebenarnya yang dia tau ayahnya meninggal di benteng jeumpa saat perang kafir dan dia tinggal bersama ibu dan neneknya serta pamannya pawang linggong yang selalu membantunya dan dengan senang sinyak poen membantu pawang linggong.
Hari ini kamis adalah pembagian hasil ujian dan pengumuman sekolah nanggroe yang akan di buka setelah uro raya. PM dan para pejabatnya akan membagikan hadiah dan berpidato di depan para santri zawiyah. Setelah di umumkan maka 50 orang akan di terima di sekolah nanggroe dan berhak belajar dalam komplek istana bersama anak-anak PM dan anak2 pejabat  lainnya. Mereka di anggap anak meudagang dan wajib menyelesaikan 7 tahun di kelas istana  boleh kembali ke keluarga setiap libur tahunan saja dan  libur malam jumat boleh berkumpul dengan keluarga yang rata-rata pejabat tinggal di lingkup istana. Yang di luar istani dan rakyat biasa di bolehkan pulang sebulan sekali. Mereka semua di persiapkan untuk memimpin nanggroe ke depan.
 Pada hari ini juga di umumkan meuseraya pega nanggroe ke mukim –mukim baru yang sudah berkembang sejak di tempati oleh bekas-bekas tentera dan mujahidin pasca perang yang lalu di bantu oleh budak-budak yang di jadikan lamit hasil rampasan perang dan pai yang menyerah kala itu. Di antaranya samalanga, jeumpa dan peusangan dengan benteng-benteng perang lainnya sudah di tempati bahkan Bandar-bandar baru sudah ber kembang , PM, wali , dan pejabat nanggroe tak ingin semua menjadi ancaman sehngga di kirem anak-menantunya dan pengawal setia untuk memimpin mukim-mukim baru tersebut dan kelak akan berkembang menjadi kerjaan kecil ini akan kami ceritakan pada bab 4 meuseraya peuga nanggroe. tahun ke 15 nanggroe
Kita kembali ke kisah sinyak poen setalah tiga tahun di sekolah rakyat dan belajar di balai pengajian dan belajar al quran dan kitap bahasa melayu setinggkat smp  sekarang ini tiba saatnya pengumuman lulus di umumkan. Tidak terasa Tiga tahun sudah berlalu sinyak poen belajar dan meudagang di kuta bate’, ujian di zawiyah sudah  selsai. Saatnya pembagian kelas belajar dan tahun depan akan di buka sekolah umum setingkat sekolah sma dan semua siswa zawiyah berhak mengikuti kelas khusus untuk persiapan jadi cerdik pandai dalam segala bidang. Anak cucu PM dan pejabat berhak belajar tanpa tes sedangkan untuk anak-anak lain yang banyak di zawiyah hanya di ambil yang juara saja.
Perwakilan dan kata-kata sambutan  dari siswa sekolah rakyat tingkat pertama akan memberikan kata-kata sambutan   Mewakili santri  dan siswa yang akan di wakilkan oleh sinyak poen, saatnya sinyak poen di panggil ke mimbar  berpidato sungguh  dengan bahasa yang sangat indah, PM raman tutong langsung bergetar melihat wajah dan bahasa sinyak poen, sinyak poen persis SAIDI adik iparnya dan memori lalu teringat kembali bahwa sudah 10 tahun adex dan ibu tirinya serta keponakannya menghilang. Semua hadirin menagis mendengar kisah sinyak poen, 
lalu dengan bangga sinyak poen memanggil pawang linggong dan menyebutnya sebagai ayah nya akhirnya pupuslah semua harapan rakyat nanggroe sinyak poen ini bukanlah sinyak poen cucu raja dan pewaris kerajaan tapi hanya anak pejuang biasa yang menetap di samalanga setelah perang usai. Waktu libur pun tiba. Semua kisah belajar di zawiyah sinyak poen cerita pada ibu dan neneknya, dengan raut wajab senang. Namun ibu dan neneknya menangis dengan alasan tangisan bahagia sebenarnya ibunya ingin menceritakan semuanya namun demi keselamatan sinyak poen semua harus di rahasiakan.
Mereka menemukan diri sebagai anak pantai yang hidup di pesisir, kadang berdagang kopi, memancing dan membantu nelayan itulah nasib keseharian kita kata mak sinyak poen. “ Jangan ber mimpi terlalu tinggi menjadi penguasa karena kita hanya rakyat biasa belajarlah jadi yang terbaik dan berguna bagi bangsa dan agama “ demikian selalu mimi menasehat anaknya.
Liburan puasa menjadi moment terbaik bagi sinyak poen bekerja membantu pawang linggong setiap hari. Pawang membuatkan sebuh bale’ dan para nelayan mengajak shalat taraweh bersama dan mengajak pengajian karena sudah ada anak meudagang di reuleng manyang yang bisa menjadi panutan. Sinyak poen juga menyanggupinya di pergunakan waktu shalat jamaah dan bekerja , melihat anak nya yang baru balek mirah sangat senang. Begitu juga mimi yang sudah bagaikan cucucnya sendiri bagi sinyak poen.
Libur puasa sudah selsai sekarang genaplah usia sianyak poen 15 tahun sesuai kalender nanggroe karena setelah sinyak poen lahir baru syariat di didirikan di nanggroe dan pengaturan penanggalan sendiri sesui kalender bulan dan air pasang yaitu kalender hijriah, dengan mengambil “ tulijullaila finnahari watulinnahara fil laili yaitu pergantian senja dan fajar sesuai al quran atau lebih utama sesauai kalender arab .
hari ini adalah tahun ke-18 nanggroe  ( 68 H / 718 M /  ).
Pawang linggong mengantar sinyak poen ke zawiyah jak meudagang. Karena sekolah khusus maka mungkin sebulan sekali baru bisa pulang sehari ke kampong untuk mengunjungi ibunya itu pun malam jumat. Begitu cerita sinyak pada mimi nya. dengan berat mirah memberikan restu dan izin pada anak nya, mirah berpesan jangan terpegaruh omongan orang kita tetap anak nelayan yang hidup dan besar di daerah bekas perang.
Mulailah sinyak poen belajar dalam komplek istana di madrah yaitu mesjid istana yang dulu di wakafkan oleh orang tuanya. Sekarang istana sudah berubah rakyat tidak boleh lagi bebas keluar masuk istana. Balairoom yang dulu di jadikan mesjid rakyat sekarang jadi mesjid khusus hanya untuk pejabat nanggroe saja. Mesjid rakyat di bangun di luar kuta bate’. Jadi lahan dan tempat sedemikian rupa di jadikan zawiyah dan madrasahh belajar khusus pada anak cucu PM dan pejabat nanggroe kala itu. Kasta sudah terasadi masyarakat. Akibat kurangnya paham agama dan syariat membuat nanggroe dalam tangan PM goyang dan kurang adil serta sarat dengan KKN.
Tidak terasa hampir setahun sinyak poen  belajar di zawiyah kuta bate’ , ujian akhir tahun hampir tiba, para guru dan pejabat istana teah mengumumkan bahwa bulan haji ini keluarga besar istana dan semua santri zawiyah dari kelas 1 sampai kelas 7 di ajak musafir dan meuramin sambil menemani PM meresmikan dan meletakkan dasar nanggroe di wilayah jumpa yang sudah satu tahun di peuga wilayah itu oleh anak-menantu PM sebagai mukim baru. Sema menyambut dengan senang. Setelah kembali dari meuseraya semua santri dari kampong bebas kembali ke daerahnya.
Pengumaman dan pembagian rapor pun sampai. Di umumkan utuk kelas 1 berjumlah 50 santri dengan juara satu putra sinyak poen dan juara satu putri sinyak indah. Ini adalah letting pertama dibuka sekolah umum di istana, sekolah ini dinamakan sekolah kuta bate’, sedangkan sekolah di kuta rentang sudah dijadikan sekolah dan zawiyah bagi rakyat.
Acara di adakan dengan meriah, sinyak poen dan sinyak indah di panggil ke pentas untuk mendapatkan medali dan hadiah, sungguh disanalah mulanya mereka saling menatap dan menikmati kebagiaan tersenyum bersama. Pada hal setiap di kelas sinyak poen selalu tersisih dan memilih sebagai pendiam walau kemampuan belajar nya sangat pandai namun kemampuan ekonomi dan fasion yang sangat tertinggal dengan pakaian anak-anak istana membuat dia agak tersisih dan memilih belajar bersama beberapa anak meudagang dari daerah lainnya.
Saat untuk  meuseraya dan meuramin sudah  tiba besok PM, WPM dan pejabat serta 50 siswa sekolah calon peujabat nanggroe  akan berangkat peuga nanggroe. Mereka di kawan oleh para prajurit dan pengawal nanggroe. Untuk meresmikan mukim dan  wilayah yang sudah setahun di koordinis oleh anak-menantunya.
































maka susunan sebagai berikut.

Wali nanggroe                   : Nek Gam

Makamah konstitusi                       : Payae
Tuha peut nanggroe                       : peutuha bla
Tuha lapan nanggroe                      : keurani gampoeng                       
               
Perdana mentroe                            : raman tutong
Waki perdana mentroe : sikari lam goh

Qadhi nanggroe                                : Al anwar
Mentroe malem                               : Na dudoe

Mentroe peutrang IT hanye        : -
Mentroe urs ureng inong             : -
Mentroe sep sehat                         : murdan ibra
Tabib nanggroe                 : andi coslet

Mentroe peukara penggriek      
Bendahara nanggroe      : salam al asyi
Mentroe peurenoe dan
Mereuno                                             :
Mentroe seutoet
Keunebah indatu                             :
Mentroe tameng u dalam            :
Mentroe tabit  u  lua                       :
Mentroe  PU
Atoe  lat batat kaye bate’             :
Mentroe meuluem                        : din sebeng
Mentroe peutani dan laot            : Mustafa kacaribu
Mentroe sijuek - peusijuk            : rajes khana
Mentroe judoe-peujudoe           : peli

Menhamkam NM                            : holamgob nadikah
Kepala polisi  WH                              : inspektur kumar sing
Pengawal kemanan                        : panglima preman
Panglima laot                     : laksamana muda
Panglima udara / telepati
Meuayoen lam angen    : bue angen

Kepala koki istana                            :mayoeni msy
Ratu dan raja seni panton            : aboen novita & Tya yahya

Putroe-putroe  peuraweh PM raman tutong :

1.            Bos putroe ( nanggroe )                : putroe nasaja
2.            Waki bos putroe( nanggroe )      : putroe ie mont
3.            Putroe ie ujen (perlak ) : putroe lamkaruna
4.            Putroe ie tube’ (pase’ ) : putroe sarah
5.            Putro ie krueng (pase’ ) : putroe yati
6.            Putroe ijoek       (Jeumpa)             : putroe jasmine
7.            Putroe kachuek ie (Jeumpa) : putroe nur
8.            Meuseraya keu Jeumpa               : putro yana
9.            Meuseraya keu lhoeng : putroe male
10.          Meuseraya keu Lamuri :putroe meurah
11.          Meuseraya keu Pidie     : putroe cheerie


Dari sini nampaklah posisi ratu yang di pegang mimi dan meuntroe urusan inong bale yang di pegang mirah telah di hapus di sebabkan oleh mereka masih duek bale sampai 100 hari. Begitu juga sinyak poen dan nyak indah karena mereka masih balita tidak mendapat jabatan apa-apa dari kerajaan.


Tertanda


Raman tutong






Post a Comment

Previous Post Next Post