Kisah inspiratif dalam konsmos imajinasi Oleh Tengku Hasan Basri , S.Pd
![]() |
Penulis adalah pengiat pendidikandan Pemerhati pendidikanserta pemerhati sosial kemasyarakatan. |
MIDEUEN ACEH.EU.ORG , JEUNIEB - Ketika bala tentara sang pasukan bergerak ke medan perang, mereka membawa keajaiban kecil perekayasaan. Dan tak cuma senjata. Beberapa riset yang sangat teknis dan progresif telah diterapkan pada ransum tentara. Sebagai pasukan , kita musti siapjqn diri daam kemanapun dan Negera membutuhkan Fasilitas untuk menjaga keutuhan Negera tidak sampai gunnang ganjing akibat perang.
Bagaimana sich nasip para pasukan pembela bangsa , meraka Adakalanya harus merelakan keluarga tercinta serta melawan perasaan sendiri demi tugas sebagai abdi negara, segela konsekuensi musti ditelan dan di pahami . Menuju Medan perang musti di pahami oleh pasukan dengan dua hal, jika berhasil maka akan hidup sukses di medan perang, maka ianya telah memberikan dedikasi nya terhadap Negera tercinta dan jika seandainya, mereka para pasukan gagal dimedan perang, maka pil pahit akan ditelan oleh keluarga dengan bulat bulat , ini sungguh ironis memang tapi inilah konsekuensinya.
Sebagai pasukan putih maka symbol dari awak medis yang memakai seragam serba putih ini , bagi mereka hari ini telah di nobatkan rame-rame oleh Negera adidaya dan adikuasa termasuk Negera kita Indonesia bahwasanya Tim Medis adalah Pasukan berseragam putih dan telah di putuskan serta ditetapkan sebagai pasukan terdepan dalam penanganan wabah pandemi covid-19 yang melanda dunia pada waktu bencana dunia melanda begitu juga kita di Indonesia) . Wabah pandemik covid-19 di Indonesia sudah putuskan bahwa wabah pandemik Covid 19 tersebut merupakan bencana nasional bagi negara Indonesia , ini di sampaikan langsung oleh pemerintah kita baru baru ini.
Sebagai pasukan putih di tengah wabah pandemi Covid 19 ,mereka menjadi pasukan yang musti siap dengan segala konsekwensi berada di Garda terdepan dalam penanganan wabah tersebut. Nah Sebagai pasukan yang musti berada di garda terdepan, rela tidak rela musti melaksanakan tugas di Medan peperangan di lingkup wabah pandemik ini , di satu sisi sebagai panggilan jiwa, disisi lain adalah tanggung jawab moral sebagai tenaga medis di suasana wabah tersebut.
Wabah Corona atau covid-19 menyebar hampir ban sigom Donya dan seluruh dunia tanpa terkecuali Wabah ini tidak hanya membanting dan mengeroyoki kesehatan manusia tapi juga telah memporak - poranda perekonomian, parawisata serta pendidikan. Semua sektor pun merasa kan keterpurukan demikan tulis iNews.id hari ini daam braeking news indomesia.
Sebagai pahlawan tanpa tanda jasa yang sedang di gadang-gadang kan oleh setia pemimpin negara ,propinsi dan kabupaten serta kota. Mereka para awak medis di tengah suasana wabah pendami tersebut , menyisakan cerita haru dari para tenaga medis . Mereka harus berpisah sementara dengan keluarga demi menjadi pasukan putih berstaus tenaga medis menjadi Garda terdepan menangani covid19.
Syukur Alhamdulillah, rasa optimisme itu tergambar jelas di wajah - wajah mereka para Awak medis yang hingga detik ini terus berjuang di garis terdepan tanpa mengenal lelah dalam menangani , Covid-19. Tanpa rasa lelah, tanpa rasa takut, mereka tak henti "berperang'. Sebagai tenaga medis, mereka sadar, sebelum mereka ke Medan perang ini merupaka Medan wabah pandemi covid-19 seharusnya awak medis seyogianya di lengkapi peralatan berperang seperti tentara sebelum kemedan peperangan.
Banyak tantangan yang harus yang harus di hadapi. Tidak hanya secara profesi tapi juga keluarga dan lingkungan. Sebagai insan dan orang yang berhubungan lansung dengan berinteraksi dengan ODP ,PDP, bahkah pasien yang positif Corona. Kekahwatiran mereka terbukti, karena kesigapan peralatan untuk tim medis ala kadar sehingga awak medis harus menanggung nasib terinfeksi virus tersebut, malahan mereka sebagai awak medismerenggang nyawa sendiri demi membantu pasien para korban positif covid19.
Di belahan dunia juga terjadi hal yang sama . para awak medis harus siap adakalanya mereka sendiri yang musti melawan maut dengan terinpeksi seperti di italy, America, Iran , Indonesia dan banyak Negera-negara lainnya dunia Yang paling mengiris - ngiris perasaan, para awak medis tidak izinkan oleh masyarakat untuk pulang kerumahnya sendiri setelah mereka membantu para korban pandemi covid-19 tersebut. Warga ketakukan terinpeksi virus tersebut, di sebabkan kenyakinsn mereka yang berlebihan Keluarga awak medis bahkan buah hati mereka tidak ada yang fasilitasi supaya anak mereka juga terjaga dari wabah tersebut, di sisi lain, buah hati mereka harus berkunjung kerumah sakit untuk menjumpai Ayahanda dan ibundanya yang berprofesi dokter dan tim medis
Di belahan dunia, kebanyakan para awak medis pada kelewat kelelahan menghadapi pasien covid19 yang membludak sehingga berefek kepada kesehatan mereka, di Indonesia juga, bisa kita baca lewat media eletronik dan media cetak, para awak medis sudah banyak berjatuhan merenggang nyawa dan meninggal, karena mereka terinfeksi sendiri, salah satu contoh nya dokter yang menangani menteri perhubungan Indonesia Budi Karya Sumardy, harus merengan nyawanya sendiri seperti dr. Katty Herawati sultana yang turtup usia 60 tahun.Dan beberapa staf lainnya juga terinfeksi wabah tersebut.
Para keluarga awak medis , sebagian mungkin akan menerima, karena ini merupakan konsekwensi dari sebuah pekerjaan yang di lakoninya, sebagian lagi, menolak, karena Meraka dari Pihak keluarga menilai pemerintah tidak sigap dengan peralatan kebutuhan tim medis saat bergerak ke Medan wabah yang terinfeksi.
Salah satu contohnya para awak medis memakai baju hujan saat penjumputan pasien positif covid19, ironis memang, tapi inilah factanya. Apalagi awal - awal wabah ini bergerak di negeri tercinta kita Indonesia bahkan lebih ironisnya masker saja untuk tim medis tak ada stokny. Waduh bagimana sich negeri ini.
Kita sebagai pemerhati, sangat berharap kepada pemerintah pusat, propinsi,kabupaten serta kota agar memberikan perhatian lebih kepada pasukan putih sebagai tim medis terhadap kesiapan peralatan , kesejahteraan dan kompensasi kepada keluarga yang di tinggalkan. Karena sampai saat ini, wabah pandemi covid-19 ini berani kita nyatakan reda, karena eskalasi peningkatan korban ODP, PDP dan korban Positif tiap waktu ke waktu bertambah termasuk korban meninggal se indonesia mencapai 845 demikian updet info tim gugus penanganan covid19 pusat pada 03 Mei 2020.
Kita hanya bisa mengingatkan teman teman dan sahabat, di mana pun anda berada waspadalah selalu, serta patuhilah Anjuran pemerinta, keselematan kita menjadi perioritas utama dari segala-galanya. Mari kita bermohon pada Allah SWT untuk segera menarik tentara - tentaranya dari negeri tercinta kita Indonesia ini serta di berikan hidayah kepada kita semua atas kealpaan kita akan kewajiban yang seharusnya kita perbuat sebagai hamba Allah. Sebagai mana disampikan oleh Buya Hamka, jangan paksa kehendak Allah menuruti kehendak by kita,tapi paksalah diri kita menuruti kehendak Allah, pasti kita selalu dalam lindungan Nya. ( Juli 27-2022 )
Post a Comment