Nasehat inspiratif oleh Tengku Hasan Basri . S.pd 

Sumber Bacaan Dari Kumpulan blog, cemeti,motivasi dan liputan6 Dalam Tulisan Inspiratif  dan Nasehat kemasan dari almarhum Gusdur Serta Nurkholis Huda Cara Menjalani kehidupan itu laksana Meneguk kopi pahit

MIDEUEN ACEH.EU.ORG , JEUNIEB - Orang yang masih terganggu dengan hinaan dan pujian munusia, berarti ianya masih amatiran."  Kata Gusdur .  Kemudian beliau melanjutkan  mutiara katanya "Jika engkau suka memperhatikan orang lain, belajar juga, untuk memperhatikan perasaannya " demikian Ujar Gus Mus dalam nasehat singkat bersama aktivis dan masyarakat dalam sebuah forum diskusi saat beliau masih menjabat presiden repubublik indonesia ke 4 tempoe dulu. 

Dari sisil lain ada nasehat sangat menyentuh kalbu saya bila membacanya " Hidup seperti Ngopi, meski pahit tetap dinikmati " bahasa inspirasi dari ustadz Nur Cholis Huda ini menguatkan saya dalam menjalani kehidupan saya sehari- hari dalam masyarakt.

Sekarang kita melihat bahwa Orang orang yang hobi minum kopi banyak yang minum tanpa gula. Apakah tidak pahit? Tentu Pahit Tetapi pada pahitnya itulah mereka menemukan kenikmatan kopi. Kalau di campur gula, katanya rasa kopi sudah tidak otentik, tidak asli lagi.

Menurut pandangan ane kata gusdur, " terkadang, kita masih suka terlena dengan pujian yang di tunjukkan untuk kita " Terkadang, kita juga mudah sakit hati terhadap celaan yang di tunjukkan pada diri kita dan semua itu menunjukan kalau kita benar - benar leman. "Sebenar apa pun tingkahmu, sebaik apa pun perilaku hidup mu kebencian  dari manusia itu pasti ada, jadi jangan ambil pusing" Demikian pesan Gusdur semasa hidupnya

Bercermin dari filsafah dua orang tokoh nasional nahdatul ulama maka bila kita Hidup dengan filosofi minum kopi itu milik orang-orang yang bermental kuat. Air mata duka boleh tumpah tetapi hati tidak pernah putus asa. Kesedihan boleh menimpa berkali-kali, tetapi bisa dikalahkan oleh semangat bangkit kembali.
Alangkah manis kehidupan orang-orang bermental kuat. Dalam derita mereka justru bisa bercanda. Dalam musibah mereka bisa menertawakan diri sendiri. Menikmati kepahitan hidup seperti orang menikmati kepahitan kopi. Tetap lezat penuh semangat.

Anda masih ingat nama Pepeng “Jari-Jari RCTI”? Ini orang luar biasa dengan keluarga yang luar biasa pula. Ferrasta Soebardi alias Pepeng, asal Sumenep ini sejak tahun 2005 terkena multiple sclerosis, penyakit yang menyerang saraf otak dan membuatnya lumpuh.  Dia hanya bisa duduk di kursi roda atau terbaring lemah di tempat tidur. Namun dalam keadaan sakit Pepeng selalu bercanda terutama kepada istrinya, Utami Maryam Siti Aisyah.  Pepeng mengaku tidak sakit, hanya tidak bisa berjalan. Karena terus-menerus di tempat tidur, maka dia mengaku sebagai Bad Man, nama yang mirip Batman, sang superhero. Meskipun tergolek di tempat tidur tetap aktif dalam banyak kegiatan. Seperti seminar, memberi motivsi, menulis, dan kegiatan sosial. Dia tetap punya penghasilan untuk keluarga.

Dalam sakitnya dia menyelesaikan S2 Psikologi di Universitas Indonesia. Semua kekuatan Pepeng tidak lepas dari dorongan Utami Maryam, istrinya. Sejak Pepeng sakit, wanita berjilbab ini stop semua kegiatan dan fokus menemani suami. Selama 10 tahun dia merawat dengan telaten, berada di sisi Pepeng, memiringkan jika Pepeng capek terlentang, membantu buang air besar dan kebutuhan lain.  Ketika Pepeng sudah tiada, Utami dan anak-anak mengenang Pepeng dengan bangga. Pepeng dinilai meninggalkan sesatu sangat berharga kepada keluarga. Yaitu pelajaran tentang ketabahan, semangat hidup dan humor.  Hidup seperti ngopi, meski pahit tetap dinikmati.

Kehidupan manusia tak terlepas dari berbagai peristiwa, tantangan, rintangan, kesempatan, dan pengalaman. Semua itu bisa dijadikan pelajaran setiap insan untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari. Pengalaman adalah guru terbaik yang mengajarkan banyak hal, sehingga seseorang tidak jatuh di lubang kesalahan yang sama untuk kedua kalinya. Beberapa orang mungkin pernah merasakan atau sedang menjalani fase kehidupan yang berat dan menyakitkan. Hidup seperti drama yang tak berkesudahan. Apalagi bagi mereka yang kurang bersyukur, pasti akan menganggap bahwa kehidupan ini sebagai sebuah kutukan berat. Namun Ada 5 filosofi yang perlu kita ingat sebagai falsafah kopi , diantanya :

1. kopi tak pernah memilih siapa yang layak menikmatinya. Karena di hadapan kopi, kita        semua sama.”
2. “Cuma segelas kopi yang bercerita kepadaku bahwa yang hitam tak selalu kotor dan yang pahit tak selalu menyedihkan.”
3.“Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi?”
4. “Satu langkah kecil dari sebuah niat baik mampu membawa kita menuju sesuatu yang di luar imajinasi.”
5. “Bila engkau ingin satu, maka jangan ambil dua. Karena satu menggenapkan, tapi dua melenyapkan.”
Baik, saya akan mencoba berbagi sesuai apa yang saya ketahui dan alami !
Yang di katakan hamba Allah itu ialah orang yang sudah tahan banting, tiada takut dan bersedih hati. Kalau tahap di hina, di cela, di maki.. saya sudah tahan banting. Tidak terganggu lagi oleh segala umpatan. Karna ego diri ini telah lebur. Ego sudah mati.. Mau di katakan apa saja ya biasa-biasa saja. Saya tidak lagi terganggu, paling ya senyum-senyum saja.

Cuma, ketika tahap di puji.. ini yang membuat saya terganggu. Semakin di puji, di sanjung, membuat saya semakin tak nyaman. Karna, saya takut semakin besar kepala dan ego semakin kuat. Lantas ketika saya membaca tulisan hikmah gusdur itu, koq di bilang hamba yang amatiran? Ini yang membuat saya semakin bingung. Memang frekwensi saya belum ke situ, sehingga saya belum paham-paham juga.

Hari terus berganti, pelajaran Allah kian mengalir, pujian dan sanjungan itu kian bertambah hebat. Padahal saya biasa-biasa saja, tiada yang istimewa. Tetapi pandangan orang begitu istimewa terhadap diri ini. ( Juli 27-2022 )
  Penulis : Tengku Hasan Basri , Spd . Mahasiswa Pascasarjana Magister Menajemen UNIKI Bireuen jurusan Sumber Daya Manusia serta pemerhati pendidikan dan sosial Kemasyarakatan

Post a Comment

Previous Post Next Post