Anakku, jangan bilang sama siapapun kalau ayahmu seorang penyapu jalan || Muhasabah Diri Oleh Tengku Hasan Basri S.Pd
MIDEUEN ACEH.EU.ORG , JAKARTA - Seperti biasa nya,ayahku bangun terburu-buru sekitar jam 4 dini hari waktu yang lainnya sedang asyik dengan tidur malamnya atau sebagian hamba-hamba Allah sedang berpeluk kasih dengan sang Khaliq nya ,tapi ayahku bangun terburu-buru untuk pergi melaksanakan tugas rutinnya sebagai pasukan kuning di jalan raya yang bersenjata lidi dan pangki.
Aktifitas itu, sudah menjadi sebuah keharusan bagi ayahku , yang di juluki teman-teman ku ketika melihat penyapu jalan yang membersikan sampah-sampah berserekan di waktu siang, hai teman-teman lihat kesana, semua teman-teman ku mengarahkan pandangannya sosok bapak yang sedang menyapu jalan, semua teman-teman ku tertawa girang dengan mencomoohkan lelaki tersebut, mereka tidak tahu, lelaki tersebut adalah ayahku , aku hanya diam, dan takkan pernah marah dengan aksi teman-teman ku. Sebagian dari teman-teman ku , nyeleneh, makanya, om, kalau ngak sekolah, ya...kerjanya yang gini - ginian, amboi......,
Aku menarik nafasku dalam-dalam ....., Yang bisa kulakukan ,aku cuma berdiam diri tanpa menambah komentar dari teman-teman ku. Aku berlalu begitu saja dari teman-teman ku, dan mereka tahu bahwa aku tidak suka mempermainkan perilaku nyeleneh terhadap pekerjaan seseorang ,karena kebahagian bukan di ukur apa yang dikerjakan tapi dari apa yang musti kita syukuri dari pekerjaan halal yang kita dapati.
Sesampai di rumah sepulang dari sekolah, aku membantu ibuku menyiapkan segela kebutuhan untuk menjual goreng pisang di sore hari di sisi jalan utama depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh di kota Banda aceh .
Sore itu, aku, adiku dan ibuku, kami bersama mendorong gerobak untuk kami menjual jajanan sore bagi para lalulang( lintas) mareka pasti singgah untuk membelinya sambil sekedar menyapanya.
Aku memang sedikit punya wajah bisa memosonakan para lalulang di sore hari, dan ini menjadi daya tarik bagi pembeli untuk singgah di tempat kami. Kegiatan ini hampir saban sore kami lakukan bersama, dan Alhamdulillah kami bahagia.Kami memang bukan penduduk ibu kota raja, tapi ayahku
telah memilih nya untuk merubah hidup kami kearah yang lebih baik,
sekalipun ayahku memilih sebagai pasukan berbaju kuning bersenjata sapu
lidi dan pangki, kami bahagia dan tidak protes dengan pekerjaan yang di lakoni oleh ayahku.
Ayahku di celah-celah waktu rehatnya di waktu malam, sering menasehati kami ( saya dan adik ), teruslah berprasangka baik kepada Allah SWT dan juga kepada siapa pun, serta tak perlu engkau menghabiskan energi positif mu yang hanya berprasangka buruk serta membalas Omelan orang yang tak bermanfaat. Hidup adalah sebuah perjalanan yang musti harus kita lalui dengan segala daya upaya. Tak ada gunanya kita melaporkan kondisi kita pada siapa pun kecuali pada sang Khaliq ( pemilik Rahman dan Rahim) Allah SWT.
Namun ada kata yang tergiang-giang di telingaku selalu, jangan katakan pada teman2 mu bahwa ayahmu seorang pasukan berbaju kuning bersenjata sapu lidi dan pangki. Aku cuma diam, tidak membantah semua keinginan ayahku, mungkin saja ayah punya sesuatu yang tersimpan dipikirannya, aku cuma menjawab , i ya ayah.
Aku bersekolah seperti biasa di kota Banda Aceh di sebuah sekolah favorit tingkat menengah atas yang menurut orang banyak, itu merupakan sekolah orang hebat kualitas dan hebat ekonominya. Tapi aku bersekolah kesekoah tersebut karena ayah mengantarkan ku kesana. Aku berusaha berbaur dengan mereka tanpa sungkam dan mereka pun tak tahu siapa sebenarnya diriku dan keluargaku, kalou secara lahiriah secara financial ekonomi aku memang tak bisa bersekolah keseokalah tersebut, tapi sudahlah......Allah itu, punya cara tersendir untuk memfasilitasi hambanya yang ingin maju merobah hidupnya ( itu pikirku)
Tanpa terasa tuntaslah perjalanan ku sebagai siswa di sekolah(menengah atas) ternama itu, bersama teman2 kami menunggu pengumuman di keluarkan pihak sekolah, ketika pengumuman ditempel Diding, aku begegas mendahului teman2ku untuk melihat pengumuman tersebut, Alhamdulillah ,aku lulus,Aku memperoleh undangan kuliah di universitas jantung
hati rakyat Aceh, jurusan kedokteran, aku menangis, aku ingin segera
mengabari berita ini pada ayahku dan ibuku tentang kesempatan ini.( Juli 27-2022 )
Sesampai dirumah , aku diam saja dan tak mengabari apa2 pada ibuku, cuma yang ku sampaikan bahwa aku lulus di sekolahku. Kata mamaku, Alhamdulillah, dan dia memberikan satu kucupan kasih sayang buat diriku, tapi aku tetap menyembunyikan sesuatu pada ibuku karena aku ingin sampaikan sesuatu yang berharga itu di hadapan mereka berdua.
Tibalah waktunya, ketika sudah berkumpu semua di waktu malam sambil rehat sejenak dari aktivitas masing-masing yang kami lakukan, ayah dan Mak kataku, membuyar suasana hening karena kutahu mereka sedang membicarakan langkahku selajutnya kemana? Mereka berdiskusi, ayahku punya prinsip dan berkomitmen, ia nya tetap menyekolahkan ke yang lebih tinggi walau kondisi dan suasana grafit ekonomoi keluarga kami tak menentu.
Ayah, Mak kataku, ku ulang, maafkan aku, yang telah menyembunyikan sesuatu dan belum ku sampaikan pada engkau berdua, kedua mereka diam, sambil menarik nafas, karena mereka belum tahu apa maksudku, mereka menunggu......, Ayah, Mak, aku lulus di kedoktoran dengan Bekasi penuh, semua menangis haru dan saling berpulakan, Alhamdulillah, kata ayah ku, syukuran Ya Allah. Aku melihat kedua orang tua ku senang benar.
Jam 4 dini hari ayahku kembali kelokasi dimana tempat ia berkerja sebenarnya kondisinya dalam keadaan tidak fit tapi ayahku tetap harus menuntaskan pekerjaannya .Jam 8 pagi aku bersama ibuku mendapat informasi ayahku sudah di boyong ke rumah sakit Zainal
Abidin, aku bersama mamaku dan adikuk, aku mendapatkan ayah ku di ruang
UGD dengan penuh luka di sekujur badan, dan ayahku pingsan, tak
bergerak, dan aku tak tahu, apa yang telah menimpa dengan ayahku, aku
menunggu by informasi dari dokter yang memeriksa ayahku. Kata dokter
,ayah ku di tabrak pemuda yang sedang teler ( mabuk), masyallah kataku,
Ya Allah tolong lah ayahku, hanya pada mu yang bisa kupinta pertolongan.
Sorenya ,ayahku mulai siuman, dan memanggil kami semua, ayah meminta maaf padaku, pada ibuku dengan suara serak-serak yang tidak begitu jelas, kemudian aku menangis tanpa melepaskan suara, ayah kataku, hati bergemuruh tak menentu...! Anakku tak perlu engkau bersedih dan menangis, kelihatannya ayah sudah saatnya harus pergi, dan aku cinta dengan kalian semua, mamaku dan adik menangis, kemudian ayahku melanjutkan kata-katanya, jaga ibu dan adik mu, dan tuntaskan kuliah mu atas kepercayaan yang di berikan, jangan sia-sia kepercayaan itu, aku bangga, walau tak musti melihat secara lahiriah, insyallah ayah, semua amanatmu akan kutuntaskan dengan baik.
Satu lagi anakku, jangan katakan pada siapapun bahwa ayahmu semasa hidupnya hanya seorang pasukan berbaju kuning bersenjata sapu dan pangki, ayah kataku.....aku menangis, laksanakan anakku. Kemudian ayahku menghembus nafas terakhir.
Setelah kepergian ayahku , aku tak gairah dengan kehidupanku lagi, tiba satu malam ,ayah ku, hadir dalam mimpiku, anakku, engkau seakan-akan tak perduli dengan amanatku, dan engkau tak bangga dengan perjuangan ku selama ini, kemudian aku terbangun dari tidur mimpiku, setelah itu aku mengambil wudhu untuk shalat dan berdoa pada Allah dan saya berjanji untuk berusaha melaksanakan apa yang telah di amanatkan ayah padaku. Tibalah saat daftar ulang sebagai mahasiswa usmu di kedokteran universitas jantung hati rakyat Aceh.
Semua berjalan dengan baik. Dan saya selalu berusaha mengenang semangat ayah yang pernah di taburkan pada kami semua. Belum berganti tahun, saya sudah berada titik akhir kuliah ku, dan saat ini sedang menuntaskan krok asku. Kalau nanti dokter aku akan berusaha serta berkerja ikhlas pada pekerjaan ku. Aku bangga dengan ayahku, engkau penyemangat hidupku,wahai ayahku dan ibuku, koi suruh aku sembunyikan identitas pekerjaanmu supaya tak malu, sebenarnya, aku bangga menyampaikan pada siapa pun , siapa sebenarnya ayahku, hanya seorang penyapu jalanan tapi bisa menyemangati putrinya untuk berjuang merubah hidup. ( Juli 27-2022 )
Post a Comment