Ilustrasi  //  Foto Perahu Layar Senja di sekitar wilayah lancang jeunieb 

( *** )   Senja Hari ini sangat menawan hati dengan sunset dan Pelangi masih membelah langit setelah rintik hujan berhenti. Suasana sekitar pantai sangat sepi apalagi hari ini sore jumat. sudah menjadi pantang bagi warga kami kampung Lancang keluar sore jumat karena jumat hari pantang melaut selain itu Bila senja tiba para jin dan zendenit menyambut pagi di dunia mereka.

Dalam Metafisika dunia kita dengan dunia jin adalah dua sisi yang bertolak belakang. Bila kita menyambut malam waktu senja di alam jin justeru sebaliknya. Dalam suasana alam seperti ini para jin biasanya melakukan ritual pemujaan dan suka usil pada manusia. Suasana ini akan menjadi malapetaka bagi siapa saja manusia yang melihat tarian pagi dunia mereka.

Sudah banyak yang jadi korban di kejutkan oleh sekumpulan jin saat rintik-rintik hujan senja hari jumat. Bahkan kata nenek tetangga sebelah rumah sampai rontok rambutnya harus di Ceburkan kelaut pada hari rabu akhir bulan safar baru sembuh. Konon juga kawan kecil kami sampai meninggal dunia ahmad namanya, Ahmad di kejutkan oleh jin yang bernama raja hitam di pertambakan Keluarga kami saat ahmad pulang dari pantai sore jumat sedang rintik-rintik hujan.

Langit di tepi pantai kian memerah, aku masih duduk di balkon rumah nenekku sambil memandang lepas ke pantai. Rumah nenek ku berjarak 50 meter dari dermaga . Yang di batasi oleh tambak . Bila ku deskripsikan sebelum tsunami. Dari arah laut kemudian pandai dan pepohon kelapa dan pandan sekitar 10 meter kemudian sungai dan jembatan penghubung ke dermaga nah sekitar 50 meter ke timur dari jembatan dermaga ada pertambakan yang membentang luas lurus saja ke arah selatan ada rumah panggung berkontruksi kayu satu satunya rumah yang di sisakan oleh tsunami pada desember 2004 Yang lalu.

Dalam bahasa aceh rumah panggung nenek di sebut rumah aceh. Dibawah rumah aceh itu ada jengki ( alat penumbuk padi ) dan krong ( tempat penyimpanan padi ) di pojak paling timur. Sedangkan di tengan ada rangkang ( kursi tempat duduk yang terbuat dari bambu khas aceh ) , diatas rangkang itulah aku menyandarkan hidup menikmati senja hari ini.

Nenek memangil dari dalam “ pon... pon... cepat masuk kedalam shalat magrib dulu, jangan lupa sebelum masuk berdoa dulu. Karena doa sore jumat di ijabah oleh allah. “ demikian pesan nenek dari dalam. " iya nek.. insya allah " jawab ku , aku pun memulai ritual yang di sebut tareqat dalam keluarga kami dengan mengosongkan jiwa dari seluruh pikiran hanya fokus pada tuhan dan menyatukan semua energi dalam diriku dengan memanjatkan doa Dengan segenap jiwa , hati dan raga semoga suatu saat bisa berlayar bersama matahari mengikuti kemana dia tenggelam di ufuk langit hari ini. 

Maka Hari itu Doaku kutitip pada perahu layar senja menuju tuhan yang maha kuasa. karena aku tau secara pasti matahari tidak pernah di telan oleh bumi tapi dia beranjak ke kota lain di dunia ini. kota itu ada di Benua Amerika bukan Jepang Seperti Prasangka Sebagian Orang Terdahulu. (***)


 

Cemerlang di ujung impian 
Oleh : Abu West 



Post a Comment

Previous Post Next Post