Saya sendiri memilih mesjid ini untuk Jumat karena lebih bernuansa Amerika walau namanya mesjid Arab, selain itu khutbah Jumat juga di ulang dua kali walau setelah khutbah kedua khatib nya membawa isi wasiat nya sampai 15 menit lagi. Setidak-setidaknya kita tau bahwa setelah mereka wasiat dalam bahasa ajam, khutbah nya masuk katagori mualat menurut pemikiran Saya Saat shalat Jumat. Dari pada menjadi mujtahet dengan shalat zuhur bagi Saya memilih ikut shalat Jumat walau ceramah bahasa inggis mereka masih belum sepertinya Saya mengerti.
Selain mesjid As sabirin sebenarnya ada juga mesjid Pakistan di sini tapi belum Saya coba untuk bergaul kesana karena Mungkin pandangan mazhab belum bisa lepas dari pandangan saya. Karena kebanyakan adat Pakistan Dan Asia timur jamaah tablig. Tapi Jangan Salah mereka lah yang paling kuat ukwah disini, bahkan Bila di sebut orang tablig menjadi satu kebanggaan bagi mereka.ini saja yang beda dengan dengan daerah asal Saya di aceh.
Kalau kita telusuri sampai ke luar Kota kami tinggal juga banyak mesjid. Ada mesjid Turkish, mesjid Indonesia Dan mesjid lain tapi jauh sampai 5 jam perjalan paling cepat. Yang belum Saya temukan istilah mesjid Amerika pada setiap pembicaraan dengan saudara Muslim disini. Semoga kelak ada mesjid Amerika di setiap Kota disini.
Saya sendiri pernah berkunjung ke beberapa mesjid di beberapa Kota di Amerika serikat, di Antara nya Kota pertama sekali menapakkan kaki di Amerika yaitu New York, pada akhir pekan Bulan pertama Saya di sini, istri mengajak silaturrahmi ke keluarga disini, kami mengunjungi kakak spupu di New york, pagi minggu selsai shalat subuh, raihan ponaan Saya yang sudah mulai kuliah mengajak main Bola di lapangan bersama orang Indonesia, Saya pun ke lapangan bersama raihan diantar Sama kakaknya. Sebenarnya Mobil di rumah banyak, karena untuk driver Mobil harus ada lasent Amerika kami pun harus numpang klo berpergian.
Seperti Biasa di lapangan sudah berkumpul bermacam ras bangsa seperti di tempat lain tujuan mereka Sama untuk main Bola Dan joging. Saya di perkenalkan pada orang Indonesia di sini oleh raihan, rame sekali namun tak ada seorang pun yang dari aceh, mereka dari seluruh Indonesia bahkan ponaan kami sendiri Ayah nya orang sulawesi. Disini memulai perkenalkan dengan Salam juga, pada hari itu orang-orang Indonesia vs Arab kebanyakan orang irak dari ke dubes pertandingan bola persahabatan di New york.
Disisi lain lapangan sepak Bola orang Mexico Dan orang Latin juga mengambil sebagian lapangan, Saya tau mereka orang Latin karena bahasa nya. Disini sebenarnya kasta masih berlaku walau tidak nyata. Namun dalam kehidupan sehari-hari ada penyebutan, orang putih, orang hitam, Mexico, sangkilat ( cheinies), Arab, Nepal Dan lain nya, kami sendiri di sebut acenes. Yang paling di jauhi Dan di peringatkan berhati-hati di kuminitas orang hitam Dan Mexico, sedang yang paling aman Dan selalu dalam pengawalan police hidup di kuminitas orang putih, Mungkin mereka warga kelas satu disini. Namun di pemerintahan semua Sama, tidak ada perbedaan kalau dalam adm pemerintah, kasta hanya berlaku pada kehidupan sehari-hari Dan bagi masyarakat, sekolah serta ekonomi.
Baiklah Kita lanjut Kan ke cerita mesjid, setelah selsai olah raga pagi, Saya menumpang Mobil kawan nya raihan untuk pulang ke rumah, jalan pulang kami melewati mesjid Indonesia di pinggiran Kota New York.
kawan raihan berhenti sejenak Dan berkata pada Saya, " bang, ini di depan mesjid Indonesia , disini Kan Abang Baru Datang belum pernah melihat, begini lah Suasana mesjid dan bentuknya disini"
Dia menceritakan sekilas , sebenarnya memang beda dengan mesjid di Asia terutama di daerah kita , dari segi bentuknya hanya sebatas pertokoan dengan lambang kecil Bulan Bintang di atapnya.
Saya pun belum sempat masuk ke dalam nya walau setiap acara bazar Dan pengumpulan Dana bantuan selalu di ajak namun kesempatan belum ada karena Saya Dan keluarga tinggal di luar Kota New york.
Setelah Kota New york kita meneruskan perjalan kearah timur menuju Kota New Jessie, kedua Kota ini hanya di pisahkan oleh jabatan gorge Washington, di bawah jempatan ini ada Park terkenal, tempat keeping Dan pelabuhan kapal motor. Kami berkesempatan singgah disini berakhir pekan bersama keluarga, karena nyak wa kami Baru Datang dari aceh, setiap waktu shalat kami di ajak shalat berjamaah, disini tidak ada ruang khusus untuk ibadah apalagi mussalla. Namun klo Kamar mandi Dan restroom ada bahkan di pisahkan Antara laki-laki Dan perempuan seperti di kawasan Kota juga.
Pada Mulanya Saya agak mereka risih dalam kawasan non muslim kita di wajib Kan berjamaah Sama nyak wa, namun kami tidak protes. Kami berjumlah 10 orang semua shalat jamaah zuhur di pinggiran Pantai di bawah jembatan gorge Washington, hanya 2 orang yang menunggu anak-anak yang masih baby shalat nya menyusul. Zuhur Dan asar kami shalat berjamaah sambil menggelar tikar plastic Dan sajadah. Di sisi lain Para remaja asyik main Bola Dan keluarga lain ber suka ria sambil masak, terkadang lewat petugas kebersihan Park yang merupakan abg tanggung dengan pakaian seragam Pantai nya. Tidak ada gangguan bahkan jadi Pusat perhatian. Karena system picnic disini, Bila satu keluarga sudah mengambil satu lokasi itu tidak mengganggu lagi, dalam satu lokasi lengkap tempat masak, tempat duduk, tempat malkan Dan untuk perkemahan. Sedang Kan uang sewa tempat sudah kita bayar pada kartu parkir mobil.
Disini lah Saya melihat kuat nya rasa saling menghargai di kalangan masyarakat taraf ekonomi menengah ke atas di Amerika, yang jadi permasalahan agama Dan ibadah hanya di kalangan tokoh temperament yang bermasalah hidup nya. Karena disini mengancam atau memaki orang saja bisa berbuntut Panjang di kepolisian karena itu mereka mencoba ke Islam karena kebanyakan orang Islam disini tidak mau bermasalah terlebih klo Muslim afroe lebih suka menyelesaikan masalah sendiri dari pada kepolisian, Maka nya hanpir setiap penjara selalu ada afroe kadang juga mereka hanya Bela diri. Itu sebab nya mereka dalam penjara di Amerika berkembang Islam seperti yang di alami Malik Abdul aziz Tyson.
Setelah di jembatan gorge Washington kata melahkan ke new Jersey, pada kesempatan yang lain Saya bersama keluarga singgah di sini di rumah Abang spupu, malam itu lepas isya kami sampai dari Harrisburg, sebelum istirahat, Mas hengky mengajak shalat subuh nanti ke mesjid new Jersey.
Tidak terasa malam begitu cepat berlalu, subuh itu setelah berwuduk di rumah kami menuju mesjid new Jersey, sepanjang jalan yang kami lewati danau-danau Dan pertokoan, di sudut-sudut jalan agak sepi nampak stambay Mobil polisi. Menurut cerita Mas hengky disini polisi selalu stambay Dan siaga karena new Jersey juga merupakan lokasi perumahan elite Dan sentral bahkan ada pejabat yang bekerja di New york tinggal di New Jersey karena batasnya nya di batasi oleh jembatan gorge Washington.
Setelah parkir kami masuk ke mesjid, imam sudah membaca fatihan, kami pun takdir Dan shalat berjamaah, Saya merasa tentran jadi ma'mum subuh disini selain imam nya orang Arab dan fasih juga ini kali pertama berjamaah subuh di mesjid Amerika. Walau jamaah nya tidak ramai, imam satu orang jamaah ada 3 orang tambah kami berdua. Inilah keadaan Amerika kata Mas hengky selsai shalat, kami jamaah tetap subuh kata nya pada saya.
Setelah sedikit ber zikir imam shalat menyapa Saya yang sedang bacara dengan Mas hengky, Dia berkata : you want sunnah, Saya hanya tersenyum Dan mengucapakan kembali ke arah Mas hengky, tanpa basa-basi Mas hengky langsung bangkit shalat, Saya Masih duduk berpikir, mau shalat Apa, ba'da subuh tidak ada shalat, saya pun ingat dulu karena telat bangun di subuh qadha shalat witir oleh guru Saya di dayah. Saya pun bnagkit qadha sunnat fajar dua rakaat. Sedang mereka ber tiga berdiri di belakang kami sambil bicara menunggu kami selsai shalat. Selsai shalat sunat, imam Salaman dengan kami Dan tersenyum sambil memegang bahu Saya, Mas hengky langsung memperkenalkan Saya yang Baru sampai dari Harrisburg semalam, kami beranjak keluar bersama.
Imam mematikan listrek Dan mengkunci pintu, sedang Mas hengky berbicara dengan dua orang Arab jamaah subuh tadi, di tanya asal dari mana. Saya mendengar nya mas hengky menjawab Indonesia, mereka masih belum tau dimana Indonesia kemudian Mas hengky berkata javanese berbatasan malaisya, nah mereka langsung menjawab klo bulen depan ke malaisya ada acara tablig kesana. Saya hanya mendenger Dan tersenyum.
Setelah beberapa Saat imam shalat keluar mengunci pintu mesjid, imam pun mengucapakan Salam menuju Mobil nya. Sedang jamaah Arab 3 orang pun say Hai berpamitan, saling bersalaman kami menuju Mobil masing-masing. 3 Mobil subuh dengan 6 orang mengisi mesjid new Jersey subuh itu.
Dalam perjalan pulang Mas hengky bercerita, yang imam shalat tadi bukan imam mesjid tapi yang paling rajin ke mesjid subuh, sedang yang yang satu Mobil lagi dua orang Asli disini satu orang juga bukan orang sini, Dia mau ke malaisya Bulan depan karena mereka bermusafir untuk dakwah Dan tablig kata nya. Seperti kami juga bukan Asli new Jersey karena Saya dari Kota lain.
Selain itu Mas hengky bercerita. Di bagian depan mesjid itu semua perkantoran tingkat bawah Dan bagian belakang ini saja mesjid. Bila hari Jumat harus shalat dua Ronde karena tidak muat tempat Dan tempat parkir pun padat karena konplek perkantoran. Mesjid ini juga di sebut mesjid Arab, ada mesjid Pakistan dan sekolah Islam tapi agak jauh lagi dari sini kata Mas hanky cerita pada saya.
Ini mungkin sekilas perjalan. Saya di beberapa mesjid di Amerika. Seperti kita ketahui pertama sampai sini kita memasuki Kota New york Kemudian new Jersey Baru Harrisburg pa, Bila kita berjalan ke arah timur. Selanjutnya kita Akan mendapatkan perkembangan Islam yang pesat di kota-kota lain yang belum sempat Saya tamui mesjid dan Muslim nya. Semoga kelak Amerika menjadi Pusat Muslim terbesar di Dunia. Insya Allah(*)

Post a Comment