MIDEUEN ACEH.EU.ORG , HARRISBURG . PA - Banyak hal yang telah kita lalui di dunia fana ini dalam suka maupun duka. Masa lalu telah mendidik kita bahwa dengan semangat kebersamaan dan persatuan kita dapat menulis dan menoreh sejarah seperti kehendak kita. Masa lalu juga telah mengajarkan kita bahwa segala penderitaan dan kepedihan dalam perjuangan tuk meraih cita dalam mighrab cinta-Nya tak ada yang sia-sia. Masa lalu juga telah menggambarkan kepada kita bahwa bagaimanapun untuk melangkah kemasa depan, kita harus selalu punya banyak cara dan rencana. Kita bertemu, bersilahturrahmi agar semakin memperkuat ikatan ukhuwah Islamiyah diantara kita. Jikapun mungkin, kita akan membangun mimpi bersama.
"disinilah kita memulai mengenal hakikat hidup dalam segelas kopi, inilah kahwaatullaban yang sangat nikmat tiada tara hari ini"
Sampai hari ini masih ada siapa kamu sebenarnya. Anda juga bertanya siapakah penulis sebenarnya. Hamba Allah yang diangkat dari limbah dunia ini adalah penikmat birahi dunia yang di mabukkan oleh waktu. Hamba datang berbagi cerita tentang kahwatul Laban ( kopi madu ) dimana waktu mempertemukan Hamba dengan seorang ayah rohaniah dalam hidup hamba. Hamba kembali ke dayah tak semudah masa kecil tinggal diantar Dan belajar tapi dengan proses yang panjang. Panggilan surat waqiah setiap sore membawa hamba ke dayah dengan sepeda berstriker aulia ( nama adik ) melihat kemudian berbaur dalam zikir. Di tolak dalam komunitas. Bahkan Di tanya dengan rasa keraguan pada guru kami " benar tidak mau tinggal Di pasantren ". Hanya senyum dalam hati pilu menatap rimbunan bambu Dan balai-balai sekeliling kami.
Keadaan merubahnya. Karena kebiasaan minum kopi. Suatu malam kami Di ajak gure belajar kitap darussamin kitap tauhid yang membawa kami rasa ingin tau tentang Allah, Karena latar sekolah Dan mantan santri hamba selalu berdebat dengan gure. Pengajian dalam biliek tengah malam setelah kami selsai Pengajian Di balai-balai. Ini pertama Hanya sebatas kajian bersama gure yang saat itu senior kami Di dayah mudi mesra. Disinilah kami melakukan petualangan Dan musafir dari kedai kopi ke kedai kopi, dari satu dayah ke dayah lain. Dari beberapa tarekat hingga dari berbagai ulama. Hingga dari kampong ke kampong dalam mengemban dakwah islamiah Dan dari satu komunitas ke komutas lain Bahkan kami mendiri nanggroe mumang Dan mengarahnya dalam konsep belajar agama sampailah kami pada dayah kaki lima Di belakang Halte serbaguna.
Hamba melihat suasana hati para musafir sangat haus siraman rohani. Dengan sabar gure membahas satu persatu masalah yang menimpa kawan kawan. Kadang hamba Di telpon sebagai pembanding dalam diskusi kedai kopi setiap hari. Pertama hamba mengusulkan asajira ( asosiasi santri jeunieb raya) setelah kami rancang facum Dan kami wariskan pada junior juga facum. Akhirnya terbina kelompok kecil kami yang terbuang Di kutip kembali dari kedai kedai kopi Dan mencari jati diri. Kami menemukan sebuah balai kosong Di darul atiq Dan mulai Di baiat oleh gure dengan 10 orang pemuda. Inilah kekutan yang dikatakan sukarno " berikan aku 10 pemuda Akan ku goncang dunia ".
Mulailah gure mengambil waktu malam minggu kemudian diskusi Dan plan berjalan bertambah semakin hari Dan waktu juga diambil dalam kemulian malam jumat untuk dalail khairat. Pada mulanya diriku memilih bertahan Di dayah. Namun gure selalu menasehati Dan menelpon demi kemajuan Dan bertambah jamaah akupun serta walau hakikatnya hamba telah kembali 10 tahun yang lalu Dan Ini adalah renovation kedua setelah 10 tahun yang lalu juga kami menjalani hal yang sama bersama ayah yusuf guru kami. Dan kali Ini motor penggeraknya abiya yusuf gure kami juga sekaligus kawan debat 10 tahun yang lalu.
Terkadang Pengajian Ini Di ganti oleh kawan-kawan kelas Saya dulu. Kawan yang sama sama hafal zammon dulu. Nah jamaah Pengajian tidak tau makanya gunjingan selalu datang. Alhamdulillah gure memperlakukan muritnya semua sama. Hanya istiqah yang membuat gure kagum pada muritnya.
Waktu terus berlalu dalam musafir kami dari daerah ke daerah. Dari warung kopi ke warung kopi dalam misi dakwah islamiah Karena gure kami adalah seorang DA'i yang go atjeh saat Ini. Kami selalu membahas tentang tempat kami mengembangkan ilmu.
Dayah iya lokasi dayah, dari pamei ( gayo ) sampai ke sitoli-toli ( batak ) tawan lokasi. Akhirnya terbentuk Dan resmi berdiri Di menasah blang jeunieb. Begitu juga nama dayah. Banyak yang menyebut gure sebagai ruh dayah mudi Karena Hanya beliau satu satu nya dai Di aceh yang Di sebutkan berasal dari dayah mudi. Karena kebanyak dai disebutkan nama daerah asalnya. Pernah kami datang berdakwaah ke nagan raya. Disana kampong kalifah suluk lubuhan haji yang kebetulan sebalai khatam dengan hamba pada abuya doto. Beliau berkata " kalian lah ruh dayah mudi " Dan Banyak lagi yang menyanjung gure sebagai ruh dayah mudi Karena sisi dakwah Dan nama besar mudi melekat Di nama gure.
Rahul mudi Inilah nama berkat. Dan dalam nyata Dan mimpi selalu nama itu muncul cetera gure pada hamba. Dan waktu yang Di tunggu telah sampai Dan Alhamdulillah Abu mudi menamakan dayah Ini Rahul mudi AL aziziyah. Inilah berkat takzim gure pada almamaternya Di dayah tempat menimba ilmu dulu.
Akhir kata mari kita berikan ucapan selamat kepada gure kita karena dengan perjuangan nya beliau berhasil membawa kita kembali kedayah. Dari berbagai layar Dan panggilan hati diantaranya :..."
Ada yang kembali karena taubat pernah membunuh, bermaksiat Dan berbagai masalah hati serta Ada yang kembali karena panggilan ayat alquran " nikmat Allah apa lagi yang Akan kamu dustakan " semua Akan kita tanyangkan dalam episode selanjutnya di kolom " Nikmatnya secangkir kopi bersama guree ketika mencari jalan tauhid " Salam ukhuwah dan selamat menunaikan ibadah puasa, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita semua. Amin ya rabbal 'alamin. (*)

Post a Comment