Foto Documentasi : Kaum Muslim Tawaf di Balik Celah Mesjidil Haram di Makkah al Mukarramah
MIDEUEN ACEH.EU.ORG , MAKKAH AL MUKKARAH - Ada pertanyaan dari mana kita mengenal pertama kali dari hakikat Tauhid dan tasawuf yang sebenarnya ?
Masing-masing kita punya jawaban , kami memulai cerita sufi pada tahun 2000 , kami sering ke perpustaka daerah aceh di banda aceh untuk membaca buku-buku tarikat terutama tarikat qadiriah, kemudian di sekolah tempat kami PPL kami selalu membaca wikipedia indonesia terutama masalah agama dan mengambil kesimpulan sendiri.
Kemudian kami di pertemukan dengan seorang guru yang juga merupakan teman akrap kami namanya MCG bersama belaiu kami mulai di asah jalan pembuka menuju allah. Kami memulainya dengan istigfar dan selawat kemudian kami di alihkam kepada datangnya pendamping dari alam jin yang mengaku musliim yang merupakan warisan dari nenek moyang kami dan kakek kami yang notaben nya seorang ulama besar yang berlkap sebagai tgk di geuredong mengucapkan terima kasih kepada MCG langsung biliau datang saat kami sedang malakukan tawajoh bersama di sebuah tempat secara gaib dan suaranya serta percapannya hanya bersama MCG saja.
Kemudia setelah berselang satu bulan kami kontinyu dengan zikir khusus pembuka jalan antara dua dunia yang biasa kami istilahkan dengan "kosongkan pikiran " tidak berpikir hanya berzikir. Setiap hari saya selalu di tuntun membaca zikir-zikir baru mulai dari bismillah 1000 kali sampai zikir tertentu selesai shalat dan hafalan ayat-ayat tertentu.
Selain itu ada banyak sahabat dari alam jin muslim yang ikut kami , mulai dari raja muda sampai raja pendekar dan nama-nama lain yang mungkin akan kami sebutkan nanti satu persatu. Dan mereka mendukung kami dalam beribadah dan mendampingi kami dalam berjalan di masa komplik dan melewati tempat tempat berbahaya saat itu. Di tambah lagi saya bertemu dengan kawan-kawannya MCG semisal wak man dan selalu saja saya di pertemukan demgan ahli ahli tarikat dalam berbagai metode dan jalan ibadah masing-masing. Baik sufie murni dan sufi yang lebih mengarah ke kekuasan dalam alam gaib dan alam nyata.
Hampir dua tahun kami sudah menjadi penghayal tingkat tinggi dengan teori " kosongkan pikiran " hidup ala sufie dan mulai terdenger caci maki dari manusia sekitar, Kemudian kami berjumpa dengan seorang kawan yang juga kawan akrab MCG beliau bernama IH , beliau tidak setuju sufi dengan jalan yang kami lalui dan beliau mengusulkan pada kami untuk mencari tuhan bukan demgan meditasi dan kosongkan pikiran tapi kembali lagi dayah dan ikut suluk atau khalud dengan guru nyata saja dan tarikat yang ada murshit nyata bukan murshid gaib karena kalau gaib boleh jadi itu dari golongan jin, kalau masih ada ulama dan mursyid dari golongan manusia mengapa harus berguru ke golongan jin, kita belum bisa membedakan jin islam dan jin kafir kalau manusia bisa kita bedakan muslim dan kafir.
Dalam masa ini kami memiliki banyak pengalaman batin dan banyak cerita mostik yang kami lalui , alhamdulillah meski kami di dampingi secara nyata oleh dua dunia namun semua zikir yang kami , kemudian kami datang berguru ke banyak tempat dan berdiskusi masalah mistik dan kesufian.
Pada 2003 setelah 3 tahun berlalu kami kembali ke dayah , mulai belajar dari dasar , mulai belajar fiqah , tauhid , tasawuf dari kelas 1 saat itu kami membutuhkan extra kesabaran karena benar benar di uji dalam bidang belajar dan dalam bidang ujian jiwa karena di anggap mengamal mistik bukan tasawuf karena itu kami mencoba berobat ke abu ilung dan beliau menawarkan tarikat , kami menolaknya karena sudah ada tarikat. Hampir setahum beliau mengobati kami dan alhamdulillah bisa bertahan di dayah walau tidak total sembuh dari pengaruh mistik , bahkan lebih tajam dalam mistik yaitu kami bisa nengajarkan siapa yang ingin ilmu silat tenaga dalam dengan dampingan jin islam.
Kemudian 2005 kami lelah berobat dari mistik dan perdukunan kami pun mulai suluk dalam tarikat naqsyabandi mulai dari dayah arongan , labuhan haji sampai berakhir di mudi mesra sepuluh tahun kami habiskan waktu belajar tarikat naqsyabandi sanbi belajar di dayah.
Pada tahun 2016 kami mengambil ijazah tarikat syattariah di kuta krueng dan belajar trikat setahun sehingga tahun 2017 kami berangkat ke amerika serikat, disini lah kami mencoba kembali memahami dan tawajoh kembali dalam tarikat naqsyabandi dan syattariah dalam amalan nafi isbat . Karena hanya zikir ini yang menurut kami bisa menuntun ke sufi surruri.
Kami lebih mengamalkan sufi sururi daripada sufi wujudi. Sufi wujudi lebih rentan jatuh kepada syaitan daripada sufi sururi. Inilah amalan mursyit kami yang nyata dari ulama aceh dalam kesufiaannya. Oleh sebabnya tidak ada yang tau bahwa di antara mereka memiliki beberapa karamah kewalian disaat tertentu tapi semua kekaramahan kewalian mereka hanya cukup kami yang tau sebagai murit yang langsung berguru pada mursyit kami, semoga kami tidak salah dan semoga ini benar dalam zikir ini kami menyatukan dua tarikat sebagai jalan menuju allah di jalan kesufian. Amin ( *** )

Post a Comment