MIDEUEN ACEH.EU.ORG , JEUNIEB - Apa sebenarnya yang membuat kita kalah dalam berpacu untuk merebut simpati masyarakat dalam kompetisi pemilihan pemimpin di daerah kita ? . Masing-masing kita memiliki jawaban yang dapat membela diri dan menguatkan argumen kita. ada kalanya kita berkompetisi namun gagal merebut simpati masyarkat. bahkan keluarga sendiri tidak mau memilih kita apalagi jiran tetangga dan orang kampung lebih tidak yakin pada kita , kalau sudah begitu jangan berharap masyarakat kita dari kecamatan apalagi kabupaten untuk mau memilih kita walau uang kita hamburkan buat mereka.
Selama saya mengikuti Arah politik di daerah kita tinggal , pernah pada suatu Pilkada ada calon berkapasitas dan berkualitas beliau guru saya dan kapasitasnya di atas saya, beliau tidak menghamburkan uang namun beliau memiliki banyak suara untuk jadi DPRK bahkan suara beliau bisa untuk 3 anggota Legislatif sekaligus dari partai yang mengusung beliau . apakah karena uang , jawabannya tidak tapi karena kepercayaan masyarakat yang sangat besar pada pundak beliau dan kapasitas serta kualitas beliau di atas rata-rata.
kemudian di pemilu selanjutnya , saya mendukung sahabat saya kapasitasnya di bawah saya untuk menjadi calon DPRK Alangkah masyarakat mengolok-olok saya. mereka menyuruh saya mencoblos calon dukungan nya pada saat saya masuk tempat pemilu itu yang menyuruh kawan saya sendiri yang beda dukungan
kemudian dia berdiri di pintu masuk menuju tempat pencoblosan siapa yang hendak masuk dia suruh mencoblos dukungan nya di depan saya bahkan dia bantu masuk mencoblosnya. saat itu dia juga mintak rokok dan air pada saya yang konon nya lawan politik nya bahkan mintak jajan dari caleg . Begitulah akhlak orang kita saat pilkada. bahkan mereka yang mintak makan dan sumbungan untuk mendukung di depan kita mereka mengolok-olok kita.
Coba saja kalau kita menghambur banyak uang mau mintak bayar dari mana , yang jelas kita juga masuk neraka apa bila niat sogok. ya sudah iklaskan aja bagi caleg gagal , ini bukan salah mereka tapi calon kita di bawah standart dan mereka tidak yakin pada calon dukungan kita. coba kalau calon kita seperti yang di kisahkan pada pertama yaitu kapasitas guru kita mungkin mereka akan memilih tanpa harus di olok-olok begini.
Pemilu ketiga setelah damai , saya mulai kurang suka dengan tabiat masyarkat yang kurang akhlak. walau pengalaman di pemilu pertama menang dan pemilu kedua kalah. namun pemilu ketiga saya sering duduk sharing dengan tokoh dan mereka berkata " kalau anda mencalonkan diri , terus ada yang melarang coblos anda, mungkin orang yang kami larang akan memukul kami " maka jangan ragu untuk mencalonkan diri " pancing mereka memuji saya untuk bisa dapat kopi dan rokok gratis . saya hanya tersenyum , kemudian saya berjumpa dengan peyelengggara pemilu dan mereka berkata . " kami butuh 20 juta untuk mengamankan suara anda bila anda mencalonkan diri karena bila tidak meski suara anda lebih tapi anda tidak selamat di perhitungan suara " demikian nasehat yang sangat penting dari mereka kawan saya di penyelenggara pemilu .
Nah dari dua alasan ini saya mengurungkan niat untuk berkompetisi dengan alasan saya ini ASN tidak patut terlalu loba jadi pemimpin negara apa lagi masih ada kesempatan jadi pejabat bila ingin di lihat hebat lewat jalur ASN.
Kemudian Pemilu Serentak 2019 saya sudah di Amerika. Sedangkan disini pemilu hanya boleh memilih Presiden dan DPR RI dari Dapil Luar Negeri , tentunya sebelum memilih kita juga sudah memiliki koneksi siapa pengurus untuk mendukung capres di pihak mereka juga memili paket Caleg untuk Dapil Luar negeri. kalo pun di amerika kita ikut pemilu ini hanya untuk kepentingan elit pengurus politik luar negeri saja , dan kita tidak untung serta tidak rugi namun kita bisa membantu sahabat kita yang jadi pengurus di bidang timses Capres dan Caleg di Amerika untuk mendapatkan kekuasaan di kedubes bila calon mereka menang nantinya.
Bercermin dari tiga pengalaman diatas maka masa belajar untuk mecari jalan lain menuju sukses . jalan inilah yang akan kita bahas satu persatu sebagai panduan menuju sukses dalam berpolitik. walau kita sudah jadi idola dan panutan belum tentu kita menang dalam kompetisi karena saya mendengar sendiri kata-kata dari penyelengggara pemilu " pemilihan umum ini adalah milik kami dan milik petua kampung , siapa yang ada mamfaat untuk kampung dan untuk kami akan kami selamatkan " inilah masalah nya saat penyelenggara pemilu dan pemilih menjadi penentu kemenangan . kita harus menghadapi mereka dengan trik politik pula. makanya tulisan ini dan tulisan selanjutnya sangat penting bagi anda untuk mempelajarinya. ( ** )
Bercermin dari tiga pengalaman diatas maka masa belajar untuk mecari jalan lain menuju sukses . jalan inilah yang akan kita bahas satu persatu sebagai panduan menuju sukses dalam berpolitik. walau kita sudah jadi idola dan panutan belum tentu kita menang dalam kompetisi karena saya mendengar sendiri kata-kata dari penyelengggara pemilu " pemilihan umum ini adalah milik kami dan milik petua kampung , siapa yang ada mamfaat untuk kampung dan untuk kami akan kami selamatkan " inilah masalah nya saat penyelenggara pemilu dan pemilih menjadi penentu kemenangan . kita harus menghadapi mereka dengan trik politik pula. makanya tulisan ini dan tulisan selanjutnya sangat penting bagi anda untuk mempelajarinya. ( ** )

Post a Comment