( **** ) Di atas sajadah ini aku menghabiskan beberapa menit setelah selsai shalat magreb dalam tawajoh dan muraqabah kepada allah. Aku bersyukur masih bisa membersihkan diri dari deru dan debu yang melekat menyelimuti tubuhku. Sekarang dalam balutan pakaian putih santri aku belum berani bercermin diri. 


Tiba-tiba dari luar aku di kejutkan oleh ketukan pintu, sudah di beritahukan dari awal oleh gadis itu, bila ada yang ketuk pintu dan memberi salam , jawab aja salam mereka karena itu utusan abon datang membantu. 


Assalamualaikum,.... suara pemuda memberi salam, " walaikumsalam " jawab ku singkat, aku melihat 3 orang pemuda dengan pakaian santri menghampiri ku di sajadah. Salah seorang memperkenalkan diri padaku, " tgk ... saya ini khlail.. saya di utus abon memeriksa tgk. Sambil memegang tangan saya. Dan membolak balik tangan saya yang pucat akibat banyak darah yang keluar pagi tadi setelah berjibaku dengan tentara. 


Salah seorang santri yang datang memulai membuka pembicaraaan " saya ini amat, masih ingat kami ,aku memeluknya dan ini syukri. Kami mengaji disini. Kemudian khalil menyuruh saya berbaring dan menjahit bebera luka saya dan amat dan syukri membantu mengoles obat di beberapa tempat yang luka - luka di sekujur tubuhku. Kemudian mereka menemani ku makan bersama.


Khalil bercerita, setelah selesai SMP dia melanjutkan sekolah ke bireuen tiap pagi dia berangkat naik bus dari dayah , sedang amat dan syukri sekolah di sma cot bate geulungku sambil mondok di dayah Najmussalam pandrah ini .


Istirahatlah disini dulu dan jangan pernah keluar bilik ini, nanti kalau abon memanggil untuk menghadap tgk baru boleh keluar bilik , mungkin setelah semua aman. Insya Allah Nanti kami kembali untuk bawa tgk memghadap Abon di balei, demikian akhir percakapan kami. Mereka pun keluar bilik dan meninggalkan beberapa paket obat untuk di minum dan obat luka serta perban dan beberapa botol air mineral.


Aku tidak sempat menanyakan nama gadis yang menolongku itu, tapi mereka bilang hanya malam ini mereka di perbolehkan membantu mengobatiku, selanjutnya di hari berikutnya tidak ada yang bisa masuk kantor dayah ini kacuali keluarga abon karena letaknya masih di atas rumah pimpinan dayah. 


Aku menghela nafas panjang dan bangkit melaksanakan shalat isya. Bermunajab kepada Allah semoga ada solusi dari masalah ini, setelah isya , aku menjutkan istiqarah dan berbaring di kasur yang sudah disiapkan oleh aiyub dan kawan-kawan disamping sajadah tempat aku melaksanakan ibadah. Sebelum mereka berpamitan pada ku tadi. (*** )

Post a Comment

Previous Post Next Post