Amerika Serikat  - Setiap zuhur tiba kami mengajak kawan-kawan kami untuk shalat jamaah di tempat Kerja. sebahagian mereka meralasan ragu kesucian istinjak mereka dari najis karena beristinjak dengan menggunakan tisu tidak akan sempurna menghilangkan najis. kalau lah kita bisa menghilangkan najis ainiah ( zat nya najis ) tetap kita tidak bisa menghilangkan najis hukmiah ( hukum najis ) yang wajib di basuh dengan air pada pendapat jumhur ulama. 

Namun sekarang kita punya solusi untuk yang was² dengan najis, shalat terasa tidak nyaman karena selalu merasa ada najis, maka bisa mengikuti pendapat sebagian ulama : menghilangkan najis hukumnya sunat, shalat dengan najis tetap sah, walaupun tau pasti, misal di baju, dan secara sengaja menggunakannya untuk shalat. dalam hal ini kita harus berhati-hati juga mengambil kesimpulan. alangkah baiknya menghilangkan ain ( zat najis ) itu masih kategori wajib dan hukmiah ( hukum ) bekas najis yang belum dibasuh dengan air serta masih ada bekas yang susah di hilangkan baik pada badan dan pakaian untuk tidak mengapa di bawakan dalam shalat dikarenakan ada yang berpendapat menghilangkan najis itu sunat hukumnya.

Mari Kita Simak Syarah Sahih Bukhari 1/245 karya Ibnu Batthal, beliau min kibar ulama Malikiyah.

واختلف العلماء فى ذلك هل هو فرض أو سنة؟ فذهب مالك والكوفيون إلى أنه سنة لاينبغى تركها، فإن صلى كذلك فلا إعادة عليه، إلا أن مالكًا يستحب له الإعادة فى الوقت.
.
والحجة لقول مالك والكوفيين أنه معلوم أن الحجر لا ينقى إنقاء الماء، فلما وجب أن يقتصر على الحجر فى ذلك مع بقاء أثر الغائط علم أن إزالة النجاسة سنة.
.
وقد سئل ابن سيرين عن رجل صلى بغير استنجاء، فقال: لا أعلم به بأسًا.
.
[ابن بطال المالكي، شرح صحيح البخارى لابن بطال، ٢٤٥/١]

Kami dulu was² najis juga, bahkan menganggap shalat yang kami lakukan setelah istintak dengan tisu hanya shalat menghormati Waktu  saja dan sampai di rumah saya i'adah kembali shalatnya ,  walaupun  sekarang belum sembuh total keraguan tentang shalat saat belum sempurna bersuci dari najis tapi sangat terbantu menggunakan pendapat ini. maka sekarang Gas saja, jangan terlalu dipikirkan. karena kita punya pegangan . Selain itu pada Majmu' Syarah Muhadzdzab 3/132 juga di tekankan masalah sunat bersuci ini.

وَعَنْ مَالِكٍ فِي إزَالَةِ النَّجَاسَةِ ثَلَاثُ رِوَايَاتٍ…. وَالثَّالِثَةُ تَصِحُّ الصَّلَاةُ مَعَ النَّجَاسَةِ وَإِنْ كَانَ عَالِمًا مُتَعَمِّدًا، وَإِزَالَتُهَا سُنَّةٌ.

[النووي ,المجموع شرح المهذب ,3/132]

Lalu Dalilnya apa Lagi ? (Diantara) dalilnya cebok dengan batu dibolehkan, padahal pastinya masih ada bekas najis, tidak bersih² banget, dibuat shalat boleh juga. Dari sini ulama mengambil kesimpulan : menghilangkan najis hukumnya sunah.

Ada satu kaidah yang berbunyi :

من ابتلي بشيء مما اختلف فيه، فليقلد من أجاز
.
Dia yangg kesulitan menggunakan suatu pendapat dalam satu masalah yang masih ada ruang perbedaan pendapat, maka silahkan mengikuti ulama yang membolehkan. (**)

Post a Comment

Previous Post Next Post