MIDEUEN ACEH.EU.ORG , — Pertama kali saya mengambil keputusan untuk Hijrah dari sistem formal ke alam bebesan. terlalu lelah Setelah terkungkung di sekolah hampir 12 tahun sampai mendapat Gelar ( A.ma ) setera diploma . kemudian saya kembali terjerat dalam Kungkungan tanpa kebebasan dengan menjadi pendidik di ikat sebagai aparatur negara.sambil melanjutkan Sarjana dengan gelar ( S.Pd ). saya merasakan sendiri hidup dibawa tekanan bahkan nama kita bisa carat seumur hidup saat Jiwa pemberontak tak mampu mereka kuasai dalam hidup kita. wajar saya kan manusia yang rumit bukan robot yang diprogram untuk tidak merasakan.
Kemudian dalam selling - seling waktu saya memiliki kehidupan yang lain dan pergaulan yang Independen di komunitas masyarakat. Mereka para Pengusaha , Pembisnis , politikus , agamawan, dan saya juga memncoba berjalan disana. ternyata disini Masih butuh loyalitas belum sepenuhnya Independent.
Selain itu Saya menjani hidup dari Warung kopi , ini adalah tempat Gerilya saya. disini menjadi medan tempur bagi kawan-kawan penulis. saya mencoba pertama sekali dengan abu umar Pandrah. beberapa kali tulisan saya menjadi hendline. namun karena saya Masih hidup dalam apuran formal sebagai aparatur negara. atasan dan beberapa senior saya menasehati untuk berhenti menjadi wartawan karena bila arahnya menuju pada kritik dan membuat denking hatt menjadi dansa besar Serta bermasalah dengan pekerjaan.
Petualangan saya tidak berhenti. kawan -kawan terus bergerilya dari warung kopi ke warung kopi dengan perdebatan dan mencara teman baru. sertã dalam media sosial. akhirnya kami menemukan Jiwa kebebasan itu yang di sebut Independent dalam berpikir dan menuangkan dalam berbagai tulisan. bahkan bebera media online yang dikelola kawan-kawan mau membantu mengedit dan menyempurnakan tulisan dan goresan kecil yang saya tulis di sela-sela waktu mengabdi pada Ibu pertiwi. diantaranya , Tgk helmy langkawe, Pak Murdani , chalil romeo, dan beberapa masukan kawan-kawan lain secara lisan yang saya dapat di Ma'had A'ly Warung Kopi.
Akhirnya saya pun memutuskan untuk pergi juh dari Aturan Formal dan mencoba jiwa yang Independent dan lebih banyak menulis walau tidak sempurna. bahkan saya menulis tidak menyimpannya. hanya sekedar coretan diding dan warkah yang betebaran di kertas dalam segala jenis. dan saya memilih Independent berhenti menjalani hidup dibawah tekanan terlalu banyak yang munafik , mereka mengembangkan isu yang dusta tapi menyarakat menerima nya dengan sempurna karena mereka atasan kita yang memiliki power dalam Masyarakat. imbasnya kesalahan yang anda lakukan sekali menjadi kinci harga diri anda di gadaikan karena selama Jiwa loyalitas dan Jiwa budak tidak Anda miliki selama itu juga anda tidak akan berkembang dalam Karir formal dimanapun anda bekerja kecuali dalam menulis.
Sangat lama saya coba bergaul dengan para penulis dan satrawan . diantara mereka dari kenalan sudan menjadi saudara. Hal yang saya amati dari mereka adalah kebersamaan para Senior dan para Junior tidak pernah terkekang bahkan mereka merangkul saya yang di luar sistem mereka untuk menulis dan mereka stap mengexit dan mengorbitnya. saya pun mencoba.
Mereka semua sebagai pribadi yang independen. Sejajar dari semua kalangan. Ini tentu berbeda dengan pertemuan antara bos dengan anak buah di sebuah perusahaan. Kadang si anak buah menunduk-nunduk dan terlalu sopan, mungkin takut tidak dipromosikan. Benar-benar bukan pribadi yang independen, iya kan? Tetapi siapapun kita jika menulis, kita menjadi pribadi yang independen. Itu sudah saya rasakan sendiri. Inilah yang benar-benar saya cari, yaitu sebuah kebebasan.
Saya tidak sedang menyuruh semua orang untuk menulis, tetapi memang demikian adanya. Paling tidak menulis untuk blog sendiri yang dikunjungi satu atau banyak orang. Niscaya, kita akan menemukan kemerdekaan diri dalam menuangkan rasa hari dan buah pikiran yang tidak percha terkekang oleh sistem dan norma-norma dalam kehidupan formal ( *** )
Post a Comment