MIDEUEN ACEH.EU.ORG , — Waktu berjalan sangat pelan mengitari satu persatu bintang dalam rimbunan malam. Embun yang menyapa daun menjadi zamrut di pucut rumbia di tengah paya yeng di kelilingi oleh pondok balai yang berjejaran tempat para pencari tuhan bermunajab. Ada yang terlelap dalam selimut malam. Sebagian mereka menangis yang kelambu kain pelindung dari serangga yang kami sebut sebagai front menyusun strategi menuju ilahi.
Aku melewati sebuah bilik bambu dan mendenger ucapan sang pencari tuhan. " ya rabb, bila mana aku tak sanggup menghindari lagi dausa di luar sana maka biarkan aku mati disini dalam dekapan rindu pada mu, jangan biarkan aku membunuh rindu esok hari saat aku kembali ke kaum ku disana " doa yang sangat menyentuh perasaan , aku pun mengaminkan.
Malam ini menurut ramalan cuaca dan dalil adalah lailatul qadar. Dan aku melewati front mereka satu persatu menuju musalla sebagai medan jihad melawan hawa nafsu.
Beberapa kelompok jamaah berdiri dalam kelompok kecil di pimpin satu khalifah berzikir sesuai kelas nya. Sebagian mereka shalat tasbih . Dan sebagian meratapi hidup di luar sana yang cadas penuh dausa. Dan mereka semua ingin hidup berachir disini. Hatiku berkata : bagaimana ini banyak sekali yang ingin menghadap ilahi pada ramadan ini para salik disini.
kemudian Aku berdamai dengan hati karena ini adalah suatu kewajaran sebagai refleksi diri dari pencari tuhan. Sedang aku hanyalah alkimi yang mencari mimpi. Akan tetapi mimpi terbesarku tetap sama ingin selalu damai dengan menyebut Allah dalam hati. Karena mimpi yang aku cari hanya tuhan yang kuasa memberi. Sang pencari mimpi mustahil mewujutkan mimpinya karena sesuatu yang besar itu hanya terwujud dengan anugerah yang Maha besar.
Aku berharap ingin terbang ke ujung dunia tapi untuk pulang ke rumah saja aku belum memiliki biaya bayar RBT dan Tiket Bus nanti di akhir Ramadhan. Bagaimana aku terbang ke ujung dunia. namun semua ada dalam takdir , yang ingin hidup dan yang ingin mati semua sudah di azali sebesar apapun keinginan yang sampai tetap takdir yang telah di tentukan (*)
Post a Comment