Menko UKM Ungkapkan Sulitnya Ekspor Pisang ke Eropa & AS



MIDEUEN ACEH.EU.ORG , HARRISBURG . PA - Pasca Tsunami ada beberapa Lsm aceh dan alumni Timur tengah menawarkan hasil alam berupa pisang yang di hasilkan dari glee laweng kepada Tamu negara teluk yang terdiri dari pengusaha dan perwakian Pemerintah Qatar , UEA dan rombongan timur tengah Lainnya. Mereka saat itu sedang meninjau lokasi di kaki selawah untuk rehab rekon aceh setelah di terjang badai tsunami. mereka ta'jub dengan hasil bumi di kaki selawah, terutama di simpang butong laweng. bagaimana tidak , hasil panen pisang dari kebun langsung di jual di pinggir jalan tanpa masuk pasar dulu. ini benar-benar penjualan bebas tax dan pajak. kami menebak mungkin mereka tersenyum membandingkan pisang di arab dan pisang hasil bumi kita yang jauh berbeda terutama dari Segi ukurannya. 


Dengan iseng salah seorang sahabat kami menawarkan kepada mereka pisang ini menjadi komoditi expor ke negeri teluk. Mereka meresponnya dan mulai berdiskusi jumlah kapasitas pengiriman dan kwalitas pisang . tidak tanggung-tanggung mereka meminta barang vantastis untuk satu bulan sekian ton dan sekian kontener. Alhasil kami sema hanya tersenyum dan mereka pun tersenyum karena hasil tidak pernah dapat memuaskan exportin dan kapasitas tak akan pernah dapat di penuhi. Kalau pun tercapai target expor mereka akan mempersulit karena pisang dari negara lain semisal thailand lebih bagus 3 kali lipat di bandingkan dengan hasil pertanian kita. demikian pikir kami dengan pesimis dań melanjutkan perjalanan kembali ke kuta raja bersama mereka.


Waktu terus berlalu Hingga isu pisang expor kembali di angkat. Kali ini setelah kami di amerika. beberapa sahabat kami yang memiliki koneksi ke pemerintah mulai melobi dan membuka jalur serta adminitrasi export pisang. betapa terkejutnya setelah melihat rilis Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki mengungkap sulitnya ekspor Pisang Indonesia. Hal itu dikarenakan banyaknya syarat yang ditetapkan negara tujuan dan harus dipenuhi eksportir.


Teten mengungkapkan untuk ekspor pisang ke Eropa dan Amerika, eksportir harus memiliki 21 sertifikat. Padahal persyaratan jumlah sertifikat itu tak ada hubungannya dengan kualitas barang yang diekspor.

"Untuk satu pisang saja butuh 21 sertifikat untuk masuk pasar Eropa dan Amerika. Saya tanya sertifikat apa? Ya sebenarnya hanya untuk mempersulit ekspor saja, bukan berkaitan dengan kualitas dan sebagainya," kata Teten dalam peresmian program 500K Eksportir Baru yang dilihat virtual.


Untuk itu, Teten meminta agar Indonesia jangan terlalu mempermudah impor, kalau untuk ekspor saja masih dipersulit. Dia menilai syarat untuk ekspor dan impor harus seimbang antarnegara.

"Untuk itu jangan mudah juga lah, mungkin kalau kita impor juga harus tambah juga lah sertifikatnya. Jangan kalau kita ekspor sulit, kalau impor kita permudah lah ini saya kira harus kita atur juga," ucapnya.

Menurutnya izin ekspor harus lebih dipermudah agar Indonesia bisa menciptakan 500.000 eksportir baru sampai 2030. Pihaknya memastikan akan menyiapkan kapasitas dan daya saing produk UKM seperti pendampingan berkelanjutan sampai mereka siap ekspor. "Kami sudah minta deputi kami menginventarisir produk-produk UKM yang potensial untuk ekspor, kita dampingi sampai memang mereka siap ekspor, jadi memang izin-izin ini harus kita permudah termasuk dukungan logistiknya," kata Teten.


Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengatakan pihaknya akan membantu cetak 500.000 eksportir baru sampai 2030 dengan cara mencarikan pangsa pasar untuk ekspor. Dia menargetkan untuk membuat perencanaan dan akan diselesaikan pada Februari ini. "Jadi Pak Teten ini di tempat Bapak pengusahanya. Programnya, software-nya, isinya ada di tempat saya, saya pokoknya kita Pak Dirjen bulan Februari ini selesai apa yang harus kita kerjakan, bongkar dulu semuanya agar update dengan market, apa yang bisa dikerjakan dan langsung dengan pengusaha," jelasnya. (*)


Post a Comment

Previous Post Next Post