MIDEUEN ACEH.EU.ORG , HARRISBURG . PA - “Abu Bakar di surga, Umar di surga, Utsman di surga, Ali di surga, Thalhah di surga, az-Zubair di surga, Sa’ad (bin Abi Waqqash) di surga, Sa’id (bin Zaid) di surga, Abdurrahman bin Auf di surga, Abu Ubaidah bin al-Jarrah di surga.” (HR. at-Tirmidzi dan dishahihkan oleh Syaikh Albani).


Namun ada sisi lain yang hendak kita kenang sebagai  histori hidup mereka sebagai iqtibar kita dalam memnalani kehidupan.  Saat kita mengingat dausa kita di anjurkan istigfar  agar kita termasuk dalam golongan manusia yang bertaubat , saat kita memgingat kebaikan kita juga harus nya  istigfar agar terhindar dari sifat riya.  Inilah uniknya hostori hudup kita. 


Kisah  histori ini bukan  hanya meninpa kita yang awam saja tetapi juga menimpa orang-orang hebat terdahulu. Sebagaimana saidina umar tersenyum sendiri manakala beliau ingat setelah membuat patung dari tepung kemudian beliau menyenbah dan memakan nya. Begitu hebatnya seorang umar memakan tuhan masa jahiliyah. Kenangnya sambil tersenyum. Dan ini jadi perhatian anaknya abdullah ibn umar dan di abadikan dalam sejarah islam.


Di kisah yang lain saidina aly juga punya cerita yang unik , manakala beliau melihat seorang duafa tua menangis karena minyak nya tumpah di telan bumi. Dan saidina aly mangambil tanah tempat tumpanya minyak dan memeras dengan tangan nya sehingga tidak berkurang minyak yang tumpah itu kembali dalam bejana sang duafa tua  tersebut, Sehingga tunah di madinah menangis kesakitan dan mengadu kepada allah , kemudian tanah madinah bersumpah takkan menerima jasad saidina aly bila beliau meninggal dunia. Sampai sekarang Kita pun tidak bisa menemukan dimana kuburan saidina aly sebenarnya. Walau ahli bait berkunjung ke bukit najaf untuk ziarah kubur.  Semua ini  bagian dari karamah dan kehendak allah. Dan saidina aly pun tersenyum serta mempersiapkan diri dengan wasiat pada keluarnya


Saidina Ali berkata kepada anaknya Saidina  Husain yaitu setelah mengkebumikannya di Najaf, saidina husen perlu menyediakan empat lagi kuburan untuknya di tempat yang berbeda, i) di Masjid Kufah, ii) di Rahbah, iii) di rumah Jo'dah Hirah dan, iv) di Ghirah, supaya tiada seorang pun akan mengetahui makam yang sebenarnya.


Mengenang kisah Saidina aly dan saidina umar manakala mereka tersenyum mengingat histori hidup yang mereka lalui . Dan di catatan dalam tinta emas sejarah , Selain itu mereka berdua tawadhuk dan sangat rendah hati sehingga mereka mau menjumpai uawais al qarni hanya untuk mintak di doakan  supaya di ampunkan dosa walau keduanya jaminan syurga dan rekomendasi rasullullah S.a.w.


Lalu Mengapa Saya memulai tulisan ringkas ini dengan cerita tentang khulafaur rasyidin . Mungkin jawaban nya simple saja karena saya mau mengisahkan tentang calon pemimpin yang setiap  saat menjanjikan kebaikan dan perbaikan kepada rakyat . Dengan niat baik dan ketulusan mereka , terkadang mereka hanya bermodal niat baik saja bisa meraih jabatan tinggi dalam pemerintahan. Bukankan ini adalah niat baik yang sangat bermamfaat bagi ummat (*)

Post a Comment

Previous Post Next Post