![]() |
MIDEUEN ACEH.EU.ORG , CAIRO - Siapa beliau? Bagi orang yang berkecimpung dan memperdalam dunia yang berkaitan dengan AHLUL BAIT atau SERI KEHIDUPAN KELUARGA NABI MUHAMMAD SAW, nama beliau ini sangatlah tidak asing, kerana kedudukan beliau ini sama terhormatnya dengan keluarga besar Rasulullah SAW lainnya. |
Tidak
mengenal nama beliau, bererti belum mengenal Ahlul Bait secara utuh,
kenapa demikian? Kerana beliau inilah yang kelak berhasil
menyelamatkan keturunan dari Rasulullah SAW dari pembantaian manusia
manusia bengis dan tidak beradab di Padang Karbala Irak, padahal yang
mereka bantai adalah keluarga Rasulullah SAW.
Keluarga
Ahlul Bait Rasulullah SAW adalah keluarga yang mampu memberikan sinar
dan bercahayanya Islam dikota Mekkah dan Madinah. Dan salah satu yang
memberikan cahaya itu adalah Sayyidah Zaenab, kenapa harus beliau?,
kerana berkat jasa beliaulah Ahlul Bait keturunan Sayyidina Husein
dapat kekal sampai sekarang. Ya, Sayyidah Zaenab inilah wanita yang
berhasil menyelamatkan satu-satunya keturunan Rasulullah SAW dari
Jalur Sayyidina Husein.
Tidak
terbayang jika saat itu Sayyidah Zaenab tidak berhasil menyelamatkan
cicit Rasulullah SAW yang bernama Ali Zaenal Abidin, maka mungkin
tidak ada yang namanya para Habaib, para Walisongo, kerana Habaib dan
para walisongo bernasabkan kepada Sayyidina Ali Zaenal Abidin. Terus
terang menulis kisah beliau perasaan kami bergetar dan terharu, alagi
bila membaca sejarah wanita yang agung ini. Namanya memang nyaris
terlupakan dalam sejarah Islam dimasa Bani Umayyah dan Bani Abbasiah,
namun tidak dimata para pejuang keadilan dan kehormatan. Bagi kami
sosok Sayyidah Zaenab adalah sosok pahlawan Besar bagi umat Islam.
Beliau
layak disejajarkan dengan wanita-wanita Islam hebat lainnya seperti
Rabiatul Adawiyah, Sayyidah Nafisah binti Hasan, Ibundanya dan juga
neneknya. Penting bagi mereka yang mendalam sejarah ahlul bait untuk
mengetahui sosok yang satu ini.
Kisah
beliau bila kita baca secara utuh diberbagai biografi yang ada,
betul-betul sangat menggetarkan, kami berapa kali membaca biografi
beliau, sering kali merasa terharu melihat perjuangan wanita yang
tangguh ini. Tidak terbayang ketika Sayyidah Zaenab berangkat
bersama-sama dengan abangnya Sayyidina Husein, terbayangkah kita
bagaimana perjalanan waktu itu yang dilakukan oleh wanita-wanita Bani
Hasyim demi mempertahankan sebuah kebenaran, termasuk salah satunya
adalah Sayyidah Zaenab.
Berapa
kali Sayyidina Husein melarang adiknya untuk ikut Ke Kufah , negeri
tempat akan diangkatnya Sayyidina Husein oleh penduduk disana, namun
Sayyidah Zaenab tetap bersikeras mengikuti abangnya. Kedekatan antara
Sayyidina Husein dengan Sayyidah Zaenab memang sudah terkenal
dimana-mana, kecintaan Sayyidah Zaenab kepada abangnya ini memang
sangat luar biasa.
Kisah
Seorang Sayyidah Zaenab adalah kisah yang menggetarkan, dalam umur
lima tahun ia menyaksikan Rasululllah wafat dengan dipenuhi tangisan
penduduk Madinah. Kedua, tidak lama kemudian ibunya yaitu Sayyidatuna
Fatimah Azzahra wafat karena dirundung duka atas wafatnya Rasulullah
SAW, beberapa tahun kemudian, ia menyaksikan langsung kematian
ayahnya yang dibunuh secara tragis dibunuh oleh musuhnya dengan cara
dirodok wajahnya dengan sadis, kemudian beliau menyaksikan
penderitaan abangnya yang pertama yaitu Sayyidina Hasan tewas diracun
istrinya sendiri, kemudian ia menyaksikan sendiri dengan mata
kepalanya, bagaimana keluarga besar Bani Hasyim dibantai oleh
pasukannya Yazid bin Muawiyah dengan panglimanya Ubaidilah bin Ziyad.
Yazid
bin Muawiyah adalah penguasa Islam saat itu, namun sayang prilakunya
sebagai pemimpin umat Islam sangat tidak patut kerana berbagai
prilakunya yang buruk, sehingga ini menyebabkan banyak orang yang
benci terhadap tingkah lakunya. Namun mereka masyarakat saat itu
tidak ada yang berani melawan kediktatoran Yazid ini, karena mereka
tahu betapa kejamnya Yazid ini, dia tidak segan-segan untuk membunuh
siapa saja jika berani melawan kehendaknya, sudah banyak para sahabat
Nabi yang sudah dia bunuh kerana berani melawan kekuasaannya, Namun
dari semua penindasannya, satu orang yang ternyata masih tabah untuk
bertahan melawan pemimpin yang bengis ini yaitu Sayyidina Husein.
Kita
tidak dapat membayangkan pada saat di Medan Karbala Irak itu. Dengan
cuaca yang panas menyengat keluarga besar Bani Hasyim yang hanya
jumlahnya kurang lebih 84 yang terdiri dari 12 wanita, belasan remaja
(bahkan ada pula bayi), dan beberapa orang tua berhadapan dengan
situasi berat sebelah, disatu sisi mereka sebenarnya tujuannya tidak
untuk berperang, namun ironisnya kerana kelicikan dari Yazid ini
mereka terpaksa haras menghadapi pasukan yang jumlahnya 4000 dengan
senjata yang lengkap. Jelas ini bukanlah perang tapi ini adalah
"pembantaian"!.
Keberangkatan
Sayyidina Husein ke Karbala sendiri sebenarnya atas undangan Penduduk
Kuffah yang katanya akan membaiat beliau menjadi Khalifah. Namun pada
kenyataannya justru Penduduk Kuffah ini malah berkhianat dengan
membiarkan Sayyidina Husein terjebak pada situasi yang mencekam di
Padang Karbala. Sebelum keberangkatan Sayyidina Husein ke Kuffah
sebenarnya sudah banyak sahabat-sahabat beliau yang mencegah, bahkan
banyak yang menangis ketika mendengar beliau akan berangkat ke Kuffah
Irak.
Para
sahabat tahu betul bagaimana watak penduduk Kuffah yang tidak boleh
dipercayai kerana pernah berkhianat kepada Sayyidian Ali, kalau boleh
memilih, sahabat lebih menganjurkan Sayyidina Husein menuju Yaman
yang banyak mendukung pemerintahan Sayyidina Ali. Para sahabat yang
mencegah beliau diantaranya :
Abu
Bakar bin AbdurrahmanAbdullah bin Abbas, beliau sampai harus
mengingatkan bagaimana dulu tragiknya nasib Sayyidina Ali KWA disaat
berada di Kuffah Abdullah bin Zubair, juga mengingatkan akan nasib
tragik Sayyidina Ali KWA yang tebunuh di Kuffah Irak.Abdullah bin
Ja'far (suami Sayyidah Zaenab)Muhammad bin Ali (Muhammad Al
Hanafiah)Amr bin Said, Abdullah bin Umar bin Khattab. Abdullah bin
Umar bin Khattab bahkan sampai harus menyusul ke perbatasan untuk
mencegah Sayyidina Husein ke Kuffah Irak.
Begitu
terkejutnya beliau mendengar Sayyidina Husein akan berangkat ke
Kuffah, sampai-sampai sebelum berpisah Abdullah bin Umar meminta
kepada Sayyidina Husein membuka baju depannya, dan setelah dibuka,
diciumlah badan Sayyidina Husein sebagaimana Rasulullah SAW pernah
mencium badan tersebut. Dengan terharu Abdullah bin Umar melepas
kepergian Sayyidina Husein, seolah2 beliau sudah tahu akan nasib
orang yang dicintai ini.
Nasihat
Abdullah bin Umar sangat didengar Sayyidina Husein, namun Sayyidina
Husein tetap bersikeras dan sudah bertekad untuk tetap berangkat ke
Kuffah, beliau mengucapkan terima kasih kepada semua sahabat yang
telah memberikan nasehat, namun karena tekadnya sudah mantap dalam
melakukan jihad fisabillah, maka demi tegaknya kehormatan agama Islam
beliau tetap berangkat ke Irak.
Dari
semua nasihat ini, intinya mereka semua khuatir jika nasib Sayyidina
Husein akan sama dengan Sayyidina Ali KWA yang telah terbunuh di
Kuffah. Sayyidina Ali KWA terbunuh karena banyak pengkhianat di
pemerintahannya, terutama beberapa penduduk Kuffah yang ada pada saat
itu.
Kisah
Sayyidina Husein dan Sayyidah Zaenab Akhirnya dimulai, ketika mereka
harus berhenti pada sebuah padang yang bernama Karbala, ditempat
itulah akhirnya menyebabkan mereka tidak dapat masuk kedalam wilayah
Kuffah Irak. Ditempat itulah akhirnya mereka harus berhadapan dengan
manusia-manusia yang tidak punya hati nurani.
Mereka
datang dengan kekuatan perang yang sesungguhnya, mereka berkuda,
bersenjata lengkap dan berjumlah 4000 orang. Bandingkan dengan jumlah
rombongan Sayyidina Husein yang hanya beberapa gelintir saja.
Petempuran
dimulai!!!
Dengan
perlengkapan yang super lengkap dari pasukan Ubaidhillah bin Ziyad
itu, apakah membuat Sayyidina Husein dan seluruh keluarga Bani Hasyim
lari berundur, oh tidak..... justru mereka semakin bersemangat dalam
menyongsong jihad fisabillah ini. Wanita-wanita yang ikut rombongan
inipun turut semangat, namun mereka tidak diperbolehkan untuk
bertempur, terutama Sayyidah Zaenab.
Sayyidina
Husein sampai harus merayu adiknya agar supaya mengurus anak anak
sayyidina Husein yang masih kecil, remaja bahkan yang bayi. Tidak ada
orang yang ditaati Sayyidah Zaenab selain Sayyidina Husein.
Pembantaian sudah didepan mata, satu persatu pendekar Bani Hasyim
keluar menentang berkelahi pasukan dari Yazid yang dipimpin Oleh
Ubaidhilah, dengan berteriak, satu persatu anak Sayyidina Husein maju
dan berteriak, “Akulah putra Husein”, “akulah cicit Rasulullah
SAW....” satu persatu menerjang musuh...Trasssss.....ada yang
tersabet tangannya oleh pedang musuh sehingga putus, namun ia terus
maju, trassssss.... Putus lagi tangan sebelahnya, tapi ia maju
melawan dan tidak mundur, tussss.... hujaman tombak dari musuhnya....
syahidlah korban pertama.....
Sayyidah
Zaenab berteriak menangis melihat salah satu putra Sayyidina Husein
dibantai ramai-ramai oleh Pasukan perang Yazid. Perlu kita ketahui
bahwa semua putra-putri Sayyidina Husein jumlahnya 9 orang, 6 orang
putra dan 3 orang putri. Adakah
berundur Keluarga Bani Hasyim...oh tidak saudaraku, mereka bahkan
makin mantap menyongsong kematian, keberanian putra-putra Sayyidina
Husein membuat sebagian sahabat Sayyidina Husein untuk maju
menyediakan tubuhnya terhadap pasukan Yazid yang bengis itu, sambil
berteriak, “Ya cucu Rasulullah SAW”, “saksikan jika aku
mencintai engkau”, maka beberapa sahabat yang setia terhadap
Sayyidina Husein maju ...... terjadilah pertarungan berat sebelah,
namun tanpa diduga beberapa sahabat ini mampu menewaskan musuh
musuhnya... sehingga membuat gentar pasukan Yazid, namun karena
jumlah mereka tidak seimbang, akhirnya lagi lagi terjadilah
pembantaian.....
Sudah
beberapa orang Syahid.... Bagaimana dengan Sayyidina Husein dan
Sayyidah Zaenab, lagi lagi Sayyidina Husein mengingatkan agar
Sayyidah Zaenab tidak terpancing dan tetap sabar untuk merawat
anaknya Sayyidina Husein yang masih kecil... Anak –anak Sayyidina
Husein yang lain akhirnya maju, mulai dari Ali Al akbar, Abdullah,
Jafar, Muhammad, serta beberapa sepupu mereka maju menerjang bagaikan
singa lapar, sementara nun jauh dibelakang, ada tangisan bayi yang
merintih kehausan, bayi tersebut adalah Ali Al Asghor, anak terkecil
Sayyidina Husein, Ali Al Asgor menjerit dan merintih menahan haus,
Ali Al Asgor tidak dapat minum, karena air minum mereka habis,
sedangkan sungai Eufrat ada didepan mata, namun kerana sungai itu
sudah disekat dan dijaga agar tidak boleh diraih, maka semua keluarga
Bani Hasyim kehausan yang sangat.
Gentarkah
mereka ??? Oh tidak...justru mereka maju bertempur, semangat mereka
makin menggila dan tidak memikirkan lagi kematian, semangat yang
membara ini, sedikit banyak membuat pasukan Yazid gementar , sehingga
membuat marah komandan mereka, sehingga komandan sadis itu
memerintahkan agar pasukan mengghadapi musuh didepan mereka dengan
cara yang kejam dan sadis.
Bagaimana
dengan Sayyidah Zaenab? Ia masih tetap bersama wanita Bani Hasyim
yang lainnya, semua wanita Bani Hasyim sangat ketakutan, mereka dalam
posisi yang mencekam, semua berteriak melihat berbagai kejadian
tragis didepan mata. Sayyidah Zaenab menjadi benteng untuk menghibur
para wanita Bani Hasyim yang berada dimedan Karbala ini. Sayyidah
Zaenab dengan kasih sayangnya menjaga Ali Al Asgor dan juga anak laki
laki Sayyidina Husein lainnya yang bernama Ali Al Ausat yang berusia
15 tahun. Ali Al Ausat ini sedang sakit demam, sehingga dia merasa
lemas dan tidak berdaya, ditambah dia dan adiknya yang paling bongsu
tidak dapat minum.
Pertarungan
terus terjadi, satu persatu putra putri Bani Hasyim tumbang.......
Darah berceceran dimana-mana, putra putra Sayyidina Husein banyak
yang terkapar, sampai salah satu putranya menangis karena haus...
”ayah aku haus.....”, Sayyidina Husin menjawab, “sabarlah
putraku... datukmu sudah menunggu......”, dengan kasih sayang
Sayyidina Husein mengusap dan membelai kepala anak tersebut dengan
linangan air mata, Sayyidina Husein Bangga bahwa anaknya ternyata
berani untuk berjuang menegakkan kebenaran.
Dan
akhirnya dengan senyum merekah syahidlah putra Sayyidina Husein...
Putra putra beliau serta beberapa pengikut setia Sayyidina Husein,
satu persatu tumbang ditangan pasukan-pasukan bengis itu...tinggallah
seorang diri Sayyidina Husein yang juga keadaannya sudah sangat
parah....dengan kondisi luka yang parah, ia masih menyempatkan
melihat anaknya yang merintih menangis kerana kehausan, dengan kasih
sayang, ia ambil bayi itu dari tangan Sayyidah Zaenab, dan Sayyidina
Husein pun menuju ke sungai untuk mengambil air buat bayinya. Namun
apa yang terjadi? tiba tiba anak panah meluncur deras...mengarah
kepada bayi tersebut, Sayyidina Husein marah, beliau berkata, “aku
kalian bunuh silakan!!, namun tidak adakah nurani kalian terhadap
bayi ini???” sambil mengangkat bayinya itu, Sayyidina Husein
memperlihatkannya...
Namun
apa yang terjadi....Crasssssssss......tiba tiba anak panah menancap
dileher si bayi......tewaslah bayi itu, dan inilah yang membuat
Sayyidina Husein marah hebat, Sayyidah Zaenab melihat bayi tersebut
tewas, sangat marah dan menangis keras!!!. Sayyidina Husein
berteriak, “Tetap disana adikku.......jaga yang lain...”
Sayyidina Husein dalam kondisi parah masih tetap memikirkan Sayyidah
Zaenab, tewasnya Bayi Sayyidina Husein ini membuat Bani Hasyim
semakin menjerit dan menangis dengan suara parau dan menggentarkan...
Sayyidina Husein maju dengan pedangnya, dengan jiwa yang tenang dia
terus bertarung kesana kemari sambil menghayunkan pedangnya,
perlawanan Sayyidina Husein yang seorang diri, membuat banyak
prajurit biadabnya Yazid gentar, mereka tidak habis fikir dengan
kondisi yang sudah parah kerana luka,
Sayyidina
Husein terus maju. Namun perjuangan sepertinya sudah mendekati titik
akhir...... Sayyidina Husein makin lemah, ia makin kehausan...
sehingga dengan rasa haus yang tinggi ia menuju sungai Eufrat...
namun tanpa disangka anak panah tiba-tiba menancap dilehernya,
Sayyidina Husein jatuh, namun dia masih sempat melakukan
perlawanan..... satu persatu tusukan dan tikaman menghujam badannya,
Sayyidah Zaenab sudah tidak tahan lagi melihat abangnya
dibantai...tangisnya pecah..... namun secara parau, Sayyidina Husein
tetap menyuruh Sayyidah Zaenab diam....tidak lama, putuslah tangan
Sayyidina Husein...... kiri kanan ditebas..... kakinya pun ditetak
dengan libasan pedang... crassssss.... jatuhlah dia....... dan
akhirnya SYAHIDLAH CUCU RASULULLAH ini... Sudah berhenti....? oh
tidak..... ternyata manusia manusia biadab tersebut belum puas, maka
dipenggalah kepala Sayyidina Husein... tidak itu saja, semua
anak-anak dan sahabat Sayyidina Husein dipenggal dan kepala mereka
dibawa, khususnya Kepala Sayyidina Husein.....
Bagaimana
dengan Sayyidah Zaenab dan wanita Bani Hasyim....??? dengan buas para
prajurit dari Yazid itu, mulai menjarah semua isi tenda para wanita,
bahkan beberapa dari mereka ada yang memperlakukan wanita Bani Hasyim
dengan kurang ajar sehingga banyak membuat putri putri atau
wanita-wanita berteriak ketakutan, sehingga ini membuat marah
Sayyidah Zaenab, beliau berkata, “Tidakkah kalian malu, Hai musuh
Allah....!!!!” beberapa komandan perang mereka akhirnya
memerintahkan untuk menghentikan penjarahan tersebut.
Wanita
Bani Hasyim yang masih tersisa akhirnya dibawa ke Kuffah. Dengan
diikat Rantai di kaki, rombongan Bani Hasyim digelandang dan
diperlakukan dengan penuh hina.... Namun tanpa ada yang menyadari,
ternyata dalam rombongan itu ada satu orang anak remaja yang juga
ikut..... mereka banyak yang belumsadar...pemuda ini dengan menahan
rasa sakit yang sangat, ikut diarak kekota Kufah...
Rombongan
dibawa ke kuffah dengan berjalan kaki... Ya Allah...betapa sadisnya
orang orang tersebut.....memperlakukan Ahlul Bait Nabi.....
terhinakah Keluarga Rasulullah SAW...... Semua mereka tidak
terhina!!! mereka bahkan menatap dengan tatapan tajam seperti mata
elang kepada penduduk kuffah yang telah menyebabkan mereka terjebak
dalam pembantaian di Karbala itu...
Sampailah
mereka di istana Yazid sang penguasa zalim..... Dengan sombongnya
Yazid, berkata, “inilah akibat orang yang melawan diriku.....,
kalau saja Husein dari pertama tidak melawan, maka tidak terjadi
seperti ini”, dengan tatapan mata tajam, keluarlah suara sang SINGA
BETINA SAYYIDAH ZAENAB, “Hai musuh Allah!!!! Tidak puaskah dirimu
memperlakukan kami seperti ini.....!!!” dengan gagah berani,
Sayyidah Zaenab berani untuk bertatap muka dengan tajam, sehingga
membuat Yazid kesal, namun secara aneh.... dia akhirnya lemah untuk
berdebat...... aneh penguasa zalim ini kalah mental dalam berdebat
dengan seorang wanita....
Dalam
perdebatan yang panjang itu, secara tidak disangka YAZID Melihat
seorang remaja yang lusuh yang berada didalam rombongan wanita Bani
Hasyim. Dan betapa kagetnya Yazid begitu tahu bahwa itu adalah anak
Sayyidina Husein. Saat ia merampas pedang pengawalnya dan ingin
membunuh anak Sayyidina Husein yang bernama Ali Al Ausat itu, pada
saat itu pula Sayyidah Zaenab memeluk anak saudaranya itu dan
berteriak, “Hai musuh Allah tidak puaskah kau membunuh keluarga
kami!!!!” Sayyidah Zaenab berteriak keras.....
Melihat
Sayyidah Zaenab pasang badan terhadap anak saudaranya, Yazid
hairan.......dia berkata, “hubungan antara saudara memang
aneh.....” padahal dialah yang aneh....”Sikap yang berani dari
Sayyidah Zaenab ini tanpa disedari telah menyelamatkan satu satunya
keturunan Rasulullah SAW dari Sayyidina Husein, keberaniannya pasang
badan sulit diukur dengan akal, dengan kondisi yang lemah, terzalimi,
ternistakan, tapi masih berani melawan Yazid si manusia zalim.
Yang
lebih menyakitkan lagi, bahwa sudah mereka dihina, kepala Sayyidina
Husein pun mereka jadikan mainan....dan itu dilihat oleh Ali Al Ausat
dan Sayyidah Zaenab!!! Ah.....betapa beratnya beban keduanya, belum
lagi ada pandangan jalang dari beberapa pejabat Yazid kepada wanita
Bani Hasyim.. .sehingga beberapa wanita Bani Hasyim berlindung
dibelakang badan Sayyidah Zaenab.
Akhirnya
dengan adanya perdebatan antara Sayyidah Zaenab dan juga ditambah Ali
Al Ausat yang ternyata juga mampu mengalahkan lisannya Yazid, maka
Yazid dengan rasa malu, menyerahkan semua keluarga Bani Hasyim kepada
beberapa panglimanya untuk ditaruh kebeberapa tempat. Dengan sikap
sucinya, akhirnya dia mengembalikan rombongan Bani Hasyim yang
selamat untuk kembali di Madinah.Yazid tidak berani membunuh
wanita!!! Sebab jika dia berani membunuh wanita dia akan tahu
akibatnya, kerana membunuh wanita itu adalah aib bagi bangsa Arab.
Namun
betapapun demikian Sayyidah Zaenab bukanlah perempuan biasa! dia
tidak takut akan kematian. Berkat keberanian dia melindungi Ali Al
Ausat, maka selamatlah keturunan Rasulullah SAW dari Sayyidina
Husein. Kita tidak bisa membayangkan kalau saja Ali Al Ausat tidak
berhasil diselamatkan Sayyidah Zaenab, mungkin Ahlul Bait didunia ini
tidak ada, apalagi yang dari keturunan Sayyidina Husein.
Dengan
diiringi luka mendalam, mereka akhirnya diiringi oleh pasukan Yazid
kembali ke Madinah, Yazid dengan sombongnya, merasa dia sudah jadi
pemenang... Namun dia lupa Sayyidah Zaenab bukanlah wanita biasa.
Setelah kembali ke Madinah, penduduk Madinah dan Mekkah gempar,
kerana terbunuhnya keluarga Nabi yang mulia itu, mereka semua tidak
menyangka jika Sayyidina Husein dan seluruh rombongan laki-laki
terbantai, dan mereka semua bertambah sedih ketika melihat kondisi
dan penderitaan Sayyidah Zaenab....semua menghibur hatinya...banyak
yang merintih dan membuat syair atas kekejaman dikarbala
itu....sebuah kekejaman yang sampai sekarang merupakan sejarah hitam
dalam Islam.
Batin
Sayyidah Zaenab betul-betul tergoncang, namun dia masih punya tugas,
yaitu menjaga anak saudaranya yang tercinta yaitu Ali Al
Ausat....Namun ditengah keheningan kehidupannya pasca kejadian
Karbala, tiba tiba Yazid memerintahkan Sayyidah Zaenab untuk tidak
tinggal di Madinah kerana khuatir akan pengaruh Sayyidah Zaenab yang
memang cerdas dalam berpidato dan mampu mempengaruhi masyarakat...
Dengan
menahan perasaan marah, Sayyidah Zaenad enggan keluar Madinah, dia
ingin bersama datuknya Rasulullah SAW, namun keluarga Bani Hasyim
rupanya sangat sayang pada Sayyidah Zaenab, sehingga dengan nasehat
nasihat yang indah, akhirnya dengan berat hati mereka menganjurkan
Sayyidah Zaenab untuk keluar Madinah dan mencari tempat yang cocok
untuk dia, maka terpilihlah Mesir. Akhirnya beliau tidak lama keluar
dari Madinah menuju Mesir, sampai di pintu Gerbang Mesir, ternyata
Sayyidah Zaenab sudah disambut ribuan penduduk, mereka mengalu-alukan
Sayyidah Zaenab ini, mereka sudah tahu cerita tentang SINGA BETINA
DARI BANI HASYIM INI. Di Mesir beliau hidup satu setengah tahun,
disana Sayyidah Zaenab sangat dicintai Rakyat Mesir, ajaran-ajaranya
selalu didengar rakyat mesir, Yazid menyingkirkan dia dari Madinah,
Namun Allah menggantinya dengan sebuah negeri Islam yang kelak juga
menjadi pusat peradaban Islam didunia... Akhirnya di Mesir ini sosok
yang tangguh ini menjadi Srikandi Legendaris, Singa Betina BANI
HASYIM, dan wafat dengan membawa kepedihan mendalam namun diringi
cerita mutiara yang abadi, wafatlah wanita yang mulia
ini....INNALILLAHI WAINNA ILAIHI ROJIUN..... diiringi ribuan orang
akhinrya Jasad Sayyidah Zaenab binti Ali bin Abi Thalib....Kembalilah
Srikandi Karbala ini menuju keharibaan Tuhannya...
Sayyidah
Zaenab wafat.....Namun demikian ia harum dalam sejarah islam, banyak
penulis sejarah islam yang terharu menuliskan kisah beliau yang tabah
dan sabar ini...Beliau wafat pada tanggal 14 Rajab tahun 62 Hijriah
atau 27 Mac 682M.
Kisah
Karbala dan heroiknya seorang Sayyidah Zaenab adalah kisah yang akan
terus menerus dikenang orang. Karbala adalah “monumen” abadi
tentang betapa tangguhnya perlawanan Keluarga Besar Bani Hasyim dalam
melawan kezaliman. Sayyidah Zaenab sejak kecil sudah ditempa dengan
berbagai peristiwa-peristiwa besar. Sehingga dengan kondisi seperti
ini ayahnya yaitu Sayyidina Ali KWA dan juga kakak-kakanya sangat
mencintai Sayyidah Zaenab ini.
Tempaan
demi tempaan melanda wanita yang mulia ini, hingga pada puncaknya
terjadi di Karbala. Kalau saja bukan Sayyidah Zaenab yang ada di
tempat ini, tentu keberadaan keluarga Bani Hasyim terutama para
wanitanya akan rosak kehormatannya ditangan prajurit-prajurit bengis
pimpinan Ubaydillah bin Ziyad.
Namun
Allah SWT Tidak Tidur......
Orang-orang
yang dahulu pernah membantai rombongan Bani Hasyim, dalam catatan
sejarah, mereka mengalami balasan yang setimpal dari Allah SWT, semua
orang yang pernah membunuh keluarga besar Bani Hasyim Allah berikan
balasan yang setimpal dengan perbuatan mereka, mereka ada yang mati
dengan cara aneh dan mengerikan, semua itu karena kekuasaan Allah SWT
semata.
Mereka
yang pernah melarang Sayidina Husein minum air sungai Euprat, sampai
kematiannya datang, selalu kehausan, mereka yang dulu pernah
memenggal kepala Husein, kepala merekapun dipenggal oleh orang-orang
yang sangat anti kepada Yazid, ada pula yang badannya terbakar, ada
pula yang wajahnya tiba-tiba menghitam padahal dulunya tampan, dan
tidak lama kemudian dia tewas mengenaskan. Mereka yang dulu memenggal
kepala Sayyidina Husein dan juga membunuh keluarga besar Bani Hasyim,
kemudian akhirnya banyak yang dibunuhi-bunuhi oleh gerakan yang
menamakan dirinya Tawabun, diantara mereka bahkan ada yang disalib.
Semua orang yang pernah terlibat dalam pembunuhan Husein, diburu dan
dan bunuhi satu persatu oleh gerakan Tawabun ini.
Ali
Al Ausath, yang lolos dari pembantaian, dan merupakan satu satunya
keturunan dari Sayyidina Husein akhirnya terus meneruskan hidupnya di
Madinah, Ali Al Ausath kelak terkenal dengan nama ALI ZAENAL
ABIDIN.........beliau dinamakan Zaenal Abidin karena terkenal akan
ibadahnya yang luar biasa. Panggilan lain yang juga terkenal adalah
Ali As-Sajjad. ALI ZAENAL ABIDIN inilah yang kelak menurunkan
keluarga Besar AHLUL BAIT dari SAYYIDINA HUSEIN. Beliau mempunyai
anak yang kelak meneruskan nasabnya, Tanpa adanya ALI ZAENAL ABIDIN,
maka tidak akan ada yang namanya keturunan Ahlul Bait dari Sayyidina
Husein...
Sampai
sekarang keturunan dari Sayidina Ali Zaenal Abidin masih terus
langgeng dan meneruskan perjuangan beliau, salah satunya adalah
keluarga besar WALISONGO. Tanpa ada Walisongo, mungkin Ahlussunnah
Wal Jamaah tidak akan berkembang dan bertahan di negeri ini. Tanpa
adanya Ali Zaenal Abidin, tidak ada Walisongo, tanpa adanya Walisongo
tidak ada Ahlussunnah Wal Jamaah khususnya di Pulau Jawa, dan tanpa
ada peranan dari seorang wanita dibalik itu semua, maka bukan tidak
mungkin negeri ini tidak seperti yang sekarang kita lihat dan kita
rasakan, dan siapakah orang dibalik itu semua yang berhasil
menyelamatkan Sayyidina Ali Zaenal Abidin ini? dialah wanita tangguh
dari Bani Hasyim yaitu SAYYIDAH ZAENAB BINTI ALI BIN ABI
THALIB......Allahu Akbar!!!
Semoga
engkau Ya Bunda Sayyidah Zaenab... mendapatkan tempat yang sangat
mulia dan terbaik disisi Allah SWT.... Amin.... ( * )

Post a Comment