MIDEUEN ACEH.EU.ORG , HARRISBURG . PA - Saya memulai tulisan ini untuk muhasabah bukan untuk menghujat diri sendiri apalagi orang lain , manakala Hidup kita meninggalkan histori untuk dikenang sebagai keindahan masa muda ataupun kebodahan masa lalu . Ini terkadang bisa menghibur diri kita sendiri dan bisa menjadi cerita yang bermamfaat bagi orang lain.
Dalam menjalankan setiap program dalam kehidupan kita , terkadang sistem mengharuskan kita berjibaku dalam masalah - masalah fiktif disetiap sudut , bukankah jalan ini merupakan jalan lain menuju neraka karena benih kebohongan dan olah-mengolah disana-sani dengan jalur di luar ketentuan agama dan syariat walau sebagian di benarkan oleh sistem pemerintah
Mengingat Hal ini membuat saya tersenyum juga , Bagaimana tidak saya Pernah mengabdi sebagai guru di beberapa sekolah mulai 2002 samapai 2017 saya aktif di sekolah negeri dan swasta sebagai Asn. Dan memilih mondok di sebuah pasantren sambil mengamdi di sekolah binaan pasantren itu .
Setiap hari Guru saya selalu memanggil saya sehabis saya belajar kitap kuning di dayah. Pesan yang sangat saya ingat dan sangat sering di ulang- ulang adalah " Jangan selalu fiktif bila membuat program dan laporan, cobalah untuk selalu real apa adanya jangan ada apanya " demikian pesan beliau setiap saya sudurkan tandatangan pimpinan yayasan .
setiap awal bulan habis belajar di balai saya di ajak diskusi bagaimana perkembangan sekolah di pasantren dan sekolah yang saya bertugas. Apakah bisa membagi waktu tugas wajib sebagai Asn dengan tugas mengapdi pada yayasan . Bagi saya ini Bukan hanya pertanyaan biasa tapi nasehat dari guru saya. Karena beliau juga selalu kata " jangan kamu anggap dengan tidak ada lagi orang tua mu di dunia kamu bebas semau mu , kamu harus tau saya ini orang tua mu dan jangan coba coba menyalahi aturan dalam menjalani hidup " nasehat ini mulanya sangat mujarab tapi lama kelamaan tanpa sepengetahuan beliau saya pun sudah terbang jauh meninggalkan semuanya mulai pendidikan dayah , sekolah dan keluarga tapi setelah saya mengapdi hampir 15 tahun ( 2003 - 2017 ) nah sekarang saya sudah di memilih tinggal amerika. Tentu atas restu beliau juga mana kala saya mau berangkat tetap mohon pamit dan mohon doa dari mereke guru sekaligus orang tua saya.
Nah , wahai Saudaraku sekarang mari kita renungkan sekecil apapun laporan dan program yang kita jalankan dan audit selalu kita menemukan anggaran tak terduga dan laporan filtif didalam nya , bila di tanyakan untuk apa semua ini , masing - masing kita punya jawabannya .
Mungkin Kalau sekarang saya berani menjawab ini " jalan ke neraka yang di aspal dengan noat baik " coba lihatlah mana kala kita sukses kita harus berurusan dengan seribu macam sistem dan aturan yang mewajibkan kita berlaku curang dan bertemtangan dengan hati nurani , dengan syariat islam walau di benarkan dalam aturan bernegara dan undang- undang dalam pemerintahan.
Setelah kita melewati pemilu pertama pasca damai aceh , masyarakat mulai apatis dengan terciptanya kasta - kasta dalam kehidupan sosial politik bahkan merembes ke arah ekonomi koperasi Pada pemilu kedua masyarakat mulai menjejaki personal individu yang bisa menguntungkan meteka namun lagi-lagi masyatakat seolah terjevak dlam tipu daya sehingga pemilu menghadapi Pilkada kedepan ini sangat susah membangun kepercayaan masyarakat , mengembangkan trust building bukan lah hal yang mudah dan cepat, butuh waktu yang lama dan proses yang rumit , saya rasa ini akan gagal karena masyarakat tidak mudah lagi percaya apalagi memberikan dukungan kepada personal dan parti yang pernah mengkhianati mereka.
Hari ini juga saya tidak sengaja melihat vidio lama dari anggota DPR RI Ansori Siregar yang Sudah Tidak Sabar Ingin BONGKAR Anggaran ABAL-ABAL, Ketika Sidang DPR RI Komisi 9 di Gedung dewan terhormat. Kemudian saya juga melihat uang Pokir anggota dewan yang miliyaran sebagai Aspirasi di DPRA tidak bisa cair karena program yang di usulkan bukan program undang undang nasional sebut saja program untuk mesjid dan untuk dayah serta balai pengajian. Lalu apa fungsi dan peran kementrian agama, Departemen Agama setta Dinas badan dayah kalau program mereka tidak bisa di usulkan anggaran bubarkan saja kedinasan mereka untuk memperamping Birokrasi pemerintahan.
Saya melihat anggata legislatif tidak bisa berbuat banyak karena eksekutif sebagai exsecutor anggaran sudah membuat role demikian . Sebenarnya kalau legislatif ini memiliki payung hukum dan LBH yang kuat . Mereka bisa menggugat eksecutif tanpa harus berkoar koar di media sosial membenarkan diri mereka dan menyalahkan orang lain. Dari sedikit pandangan ini saya menyimpulkan bahwa jalan ke neraka di aspal dengan niat baik (*)

Post a Comment